Bukan dari Suara atau Mimpi Basah, Ini Tanda Awal Pubertas Anak Laki-Laki Menurut Dokter, (Foto: Freepik)
JAKARTA – Banyak orangtua masih keliru memahami kapan pubertas pada anak laki-laki sebenarnya dimulai. Tidak sedikit yang menganggap pubertas dimulai ketika suara anak mulai berat atau saat mengalami mimpi basah. Padahal, indikator awal pubertas pada anak laki-laki bukan itu.
Melalui unggahan di akun Instagram @amanpulungan yang dikutip pada Sabtu (5/7/2025), Prof. Dr. dr. Aman Pulungan, Sp.A(K), seorang dokter spesialis anak konsultan endokrin dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas Indonesia (medicine_ui), menjelaskan bahwa tanda awal pubertas justru ditandai dengan perubahan ukuran testis.
“Faktanya, pubertas laki-laki dimulai saat ukuran testis mencapai 4 ml,” jelas Prof. Aman. Ia menambahkan bahwa pemeriksaan ini hanya boleh dilakukan oleh dokter anak atau dokter spesialis endokrin anak yang kompeten di bidangnya.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa pubertas pada anak laki-laki bisa dimulai paling cepat pada usia 9 tahun dan paling lambat pada usia 14 tahun. Setelah pubertas dimulai, umumnya akan terjadi percepatan pertumbuhan tinggi badan (growth spurt) sekitar tiga tahun kemudian.
“Banyak yang fokus pada tinggi badan anak, padahal yang perlu dilihat lebih awal adalah perubahan pada testis. Misalnya, dua anak usia 12 tahun dengan ukuran testis berbeda – satu 12 mL dan satu lagi masih 2 mL – maka tinggi badannya tentu akan berbeda,” ungkapnya.
Prof. Aman menekankan bahwa masa pubertas idealnya berlangsung selama 4 hingga 5 tahun. Peak velocity atau puncak percepatan pertumbuhan biasanya terjadi sekitar tiga tahun setelah pubertas dimulai.
Tak hanya perubahan tinggi badan, tanda-tanda lanjutan pubertas pada anak laki-laki seperti tumbuh kumis dan mulai bercukur (shaving) juga biasanya mulai muncul sekitar 3,5 hingga 4 tahun setelah awal pubertas. Namun, jika pubertas dimulai terlalu cepat, maka pertumbuhan tinggi badan anak dikhawatirkan tidak akan optimal.
