Streamer dan YouTuber Jean Pormanove tewas saat siaran langsung. (Foto: X)




    JAKARTA – Kematian streamer Prancis Raphaël Graven, yang dikenal sebagai Jean Pormanove, pekan lalu memicu kehebohan. Pormanove dikenal sebagai streamer yang menayangkan konten penyiksaan, dan ia meninggal di tengah siaran langsung saat melakukan maraton penyiksaan selama 10 hari.

    Banyak yang menduga kematian Pormanove terkait penyiksaan yang diterimanya selama bertahun-tahun streaming di platform Kick, serta selama program maraton tersebut. Namun, hasil otopsi jasad pria berusia 46 tahun itu mengungkap bahwa penyiksaan fisik kemungkinan tidak terkait dengan kematiannya.

    Menurut keterangan jaksa yang menangani kasus ini, otopsi menemukan bahwa kematian Pormanove bukan karena trauma fisik.

    Sebagaimana dilaporkan sebelumnya, ia ditemukan tewas di sebuah rumah di Contes, sebuah desa di utara Nice, pada Senin (18/8/2025).

    Menteri Urusan Digital Pemerintah Prancis, Clara Chappaz, menggambarkan kematiannya sebagai “kengerian yang luar biasa” dan meluncurkan penyelidikan yudisial atas keadaan yang melatarbelakanginya.

    Namun, jaksa Damien Martinelli mengatakan pada Kamis (21/8/2025) bahwa pemeriksa medis yakin kematian Graven “tidak disebabkan oleh trauma” dan “tidak terkait dengan intervensi pihak ketiga”. Dokter forensik tidak menemukan “cedera traumatis internal maupun eksternal” atau luka bakar — hanya beberapa memar dan lesi yang sudah sembuh.

    “Kemungkinan penyebab kematian tampaknya bersifat medis dan/atau toksikologis,” ujarnya, sebagaimana dilansir BBC.

    Ia menambahkan bahwa tes lanjutan telah diperintahkan, dan Graven mungkin mengalami masalah jantung selain sedang menjalani perawatan untuk masalah tiroid.

     



    Source link

    Share.