Bukan Salah Ibu! Ini Penyebab ASI Tak Keluar di Hari Pertama (Foto: Freepik)












    TAK sedikit ibu baru di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, mengalami kesulitan yang sama, yaitu ASI tidak langsung keluar setelah melahirkan. Fenomena ini ternyata bukan hanya persoalan biologis atau kurangnya nutrisi dari sang ibu, melainkan bisa berakar dari prosedur kelahiran yang selama ini dianggap “biasa”.

    Tanpa disadari, sistem medis modern justru sering kali menjadi penyebab utama tertundanya produksi ASI. Salah satu praktik yang hingga kini masih banyak terjadi adalah pemisahan antara ibu dan bayi sesaat setelah lahiran.

    Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar, S.Sos, MKM, IBCLC menerangkan bahwa seluruh mamalia termasuk manusia, pada dasarnya tidak perlu dipisahkan setelah proses kelahiran, asalkan kondisi keduanya sehat dan stabil.

    Posisi Menyusui Bayi

    “Bayi yang baru lahir kerap langsung dibawa ke ruang bayi untuk dibersihkan, ditimbang, atau diperiksa, sementara sang ibu dipindahkan ke ruang pemulihan. Seharusnya bayi dan ibu dibiarkan melakukan kontak kulit terlebih dahulu selama 90 menit,” tegas Nia dalam acara Morning Zone, Jumat (1/8/2025).

    Dalam dunia medis, kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi pertama usai persalinan dikenal sebagai golden hour. Ini adalah masa krusial yang dapat mendorong produksi hormon oksitosin dan prolaktin. WHO secara eksplisit menyatakan bahwa kontak kulit ke kulit segera setelah lahir (immediate skin-to-skin contact) merangsang produksi oksitosin, yang berperan dalam pengeluaran ASI (let-down reflex) dan memperkuat ikatan ibu-bayi (bonding).

     



    Source link

    Share.