Jakarta –
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Pelatihan Tiga Pilar yang meliput Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta Lurah/Kepala Desa di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Hal ini dilakukan untuk memperkuat mengantisipasi ancaman radikal terorisme di tingkat masyarakat.
Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT Wawan Ridwan menekankan, pelatihan tiga pilar yang meliput Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta Lurah/Kepala Desa sebagai deteksi dini serta pencegahan penyebaran paham radikal dan terorisme di wilayahnya. Sebab, mereka adalah pondasi pemerintahan terdepan yang paling memahami kondisi masyarakat, khususnya di tingkat Kelurahan/Desa.
“Ini (tiga pilar) yang harus kita perkuat sehingga mereka memahami dan mengetahui bahkan bisa mendeteksi dan mencegah paham radikal yang terjadi di wilayahnya,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Jumat, (12/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berharap melalui pelaksanaan program ini dapat meningkatkan kemampuan aparatur pemerintahan dalam melakukan deteksi dini dan pencegahan, sehingga penyebaran ideologi kekerasan di masyarakat dapat ditekan.
“Capaian yang ingin kami capai adalah ketika aparat pemerintahan terdepan ini tiga pilar ditambah penyuluh agama memahami dan bisa mendeteksi kira-kira potensi paham radikal terorisme ini ada di wilayah mereka. Bisa lebih awal mendeteksi kemudian melakukan upaya pencegahan sehingga tidak terjadi penyebaran ataupun aksi yang akan terjadi di kemudian hari,” tuturnya.
Senada dengan itu, Dosen FIP Universitas Muhammadiyah Jakarta sekaligus Direktur Pusat Kajian Moderasi Beragama Sholehuddin menjelaskan pentingnya empat unsur yakni Lurah/Kepala Desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta penyuluh agama yang berada di tengah-tengah masyarakat dalam memahami potensi-potensi penyebaran radikalisme.
“Tiga pilar ada lurah, babinsa, bhabinkamtibmas, plus penyuluh agama. Itu memang karena keempat-empatnya itu kan ada dan bersama masyarakat. Jadi karena itu mereka kita bekali dengan pertama mengenalkan apa sih radikal terorisme itu, lalu dijelaskan bagaimana potensi-potensi yang ada di masyarakat,” terangnya.
Lebih lanjut, Sholehuddin menekankan pentingnya memberdayakan peran masyarakat dalam membangun kewaspadaan bersama.
Dukungan terhadap kegiatan ini juga datang dari peserta pelatihan. Lurah Jempong Baru Fika Wulan Hartati menyampaikan bahwa pelatihan tersebut membuka wawasan baru terkait ancaman terorisme.
“Kegiatan pelatihan tiga pilar ini, saya menjadi terbuka wawasannya mengenai terorisme karena memang selama ini belum pernah ada pelatihan seperti ini. Karena bisa mengetahui secara detail dan mendalam terkait masalah terorisme,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga menilai pelatihan ini menjadi sarana memperluas komunikasi antar aparatur lintas wilayah.
“Lebih banyak silaturahmi dengan kades, binmaspol, babinsa dari daerah lain. Kebetulan ini juga dari seluruh NTB ya, jadi itu menjadi wadah kami bertemu lebih banyak komunikasi dan mengetahui seperti apa perkembangan di daerah lain,” tambahnya.
Di saat yang bersamaan, Lurah Penatoi Haerurahman juga turut menekankan pentingnya deteksi dini. Menurutnya, kolaborasi lintas sektor dibutuhkan untuk memperkuat upaya ini.
“Harus ada pencegahan dini, istilahnya disitulah mungkin kita bisa dari awal mendeteksi. Mungkin nanti diharapkan kolaborasi di antara Babinsa, Bhabinkamtibmas, dengan kepala desa ataupun lurah atau penyuluh agama. Jadi memang dibutuhkan deteksi dini,” tegasnya.
Simak juga Video Ara Sebut RK Berani Lawan Radikalisme: Bakal Jadi Bapak untuk Semua
(akn/ega)