Jakarta

    Setiap akhir pekan seorang pria asal Bandung bernama Adit (50) selalu main layangan di Banjir Kanal Timur (BKT), Jakarta Timur (Jaktim). Adit bermain layangan sampai BKT demi memenuhi hobinya.

    Adit membawa stok layangan seot berukuran kecil sebanyak 150. Ratusan layangan itu khusus digunakan Adit untuk diadu dengan layangan lainnya, yang kalah benang layangannya putus.

    “Punya stok sendiri. Ini sekali bawa, saya nyetok 150 layangan. Biasanya pulang sisa 120-an, sisanya 30 kalah,” ujar Adit saat ditemui di kawasan BKT, Sabtu (2/8/2025).


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    Adit mengaku bermain layangan bukan hobi lama atau kenangan masa kecil. Adir baru rutin memainkan layangan saat usia sudah berkepala empat ketika 2018.

    “Memang hobi. Nggak lama juga tapi, ya sejak sebelum COVID. Sekarang hampir tiap weekend pasti ke sini, khusus buat main layangan,” katanya.

    Adit menyebut sensasi bermain layangan aduan bukan soal menang-kalah semata, tapi soal kepuasan pribadi. Dia sudah tahu mana layangan yang mau diadu, mana yang sekadar ingin menerbangkan layangan di BKT.

    “Kepuasan aja kita main layangan. Senang kalau menang, kalau kalah yaudah lah,” ucapnya santai.

    Adit mengklaim jika banyak pemain layangan di BKT jago aduan. Buktinya, dia bisa kehabisan banyak layangan saat main aduan.

    “Jago-jago di sini, tuh yang jembatan banyak yang jago,” tegasnya.

    Tak hanya layangan, Adit juga membawa benang gelasan khusus yang dibelinya di Bandung. Dia bahkan memberi tips membedakan kualitas gelasan lewat dari cara mengujinya.

    “Gelasan yang paling bagus tuh kalau dicoba gampang putus. Jadi caranya putar, lipat, ditarik tanpa perlu ditekan itu putus. Tajem berarti. Tapi kadang itu jadi trik penjual juga, mereka biasanya ditekan biar putus,” jelasnya.

    Kata Adit, BKT jadi lokasi ideal untuk menyalurkan hobinya. Selain anginnya bagus, lokasi itu relatif aman dan tidak mengganggu pengguna jalan.

    “Di sini kalau main nggak ganggu orang. Kalau putus gelasannya nggak bakal ke jalan. Anginnya juga bagus di sini. Banyak musuhnya juga,” ungkapnya.

    Awalnya, Adit hanya iseng mencoba main layangan. Namun, kegiatan itu justru jadi rutinitas dan jadi cara untuk bersosialisasi dengan banyak orang dari berbagai daerah.

    “Banyak teman di sini, dari mana-mana. Saya paling jauh dari Bandung. Iseng aja awalnya, lama-lama keterusan. Seru aja. Daripada di rumah nggak ngapa-ngapain,” katanya.

    (rfs/rfs)



    Source link

    Share.