Jakarta –
Polisi menggerebek sindikat pencurian motor (curanmor) yang beraksi di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Warga menceritakan bagaimana peristiwa penggerebekan itu berlangsung di kawasan Gang Asem Gede, Utan Kayu, Jakarta Timur.
Ketua RW setempat RM Imam Sumarsono mengatakan, awalnya dia dihubungi polisi untuk ikut ke tempat yang tak jauh dari rumahnya. Tanpa pikir panjang Imam langsung ikut meski masih bingung ada peristiwa apa yang membuat polisi terasa terburu-buru.
“Dari pak Bhabin, datang ke sini katanya urgent, saya ditelepon-telepon, katanya menyangkut Pak RW juga, pak RW harus ikut. Pas saya ganti celana, pak Babhin udah lari-lari sama buser ya. Saya ikut lari di belakangnya. Pas waktu itu, anak-anaknya lagi ngobrol, pada kumpul, langsung ditangkepin,” kata Imam saat ditemui di rumahnya, Minggu (14/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imam masih ingat ada seorang laki-laki yang juga ikut berlari setelah para petugas polisi tiba di lokasi. Pria itu kemudian menyebut ada motor miliknya yang berada di antara kumpulan motor di tempat kejadian.
“Terus ada orang luar, dewasa gitu, datang sambil terengah-engah. Dari jauh bilang ‘oh iya itu motor saya itu’. Karena dia ada GPS itu Dia nyalain itu, pas dipencet nyala gitu,” jelas dia.
Imam menyaksikan kejadian itu langsung bersama warga yang juga kaget dengan apa yang terjadi. Imam kemudian diminta untuk berkomunikasi dengan warga agar tidak perlu panik atau terlalu ramai.
“Saya bilang itu, ‘Tenang aja, warga saya aman’. Udah ramai itu, pada bingung juga ada apa, RT-RW lain juga ada yang datang,” katanya.
Penggerebekan itu pun berlangsung. Imam mengungkap tidak ada yang mencoba lari atau pun melawan saat polisi tiba di lokasi.
“Nggak ada yang kabur. Mereka juga lagi pada nyantai aja di luar,” ucapnya.
Selanjutnya, Imam menyebut ada sekitar lima orang diamankan saat itu. Dua di antaranya merupakan penghuni rumah tempat motor curian disimpan.
Di rumah tersebut, pelaku tinggal bersama seorang nenek. Kata Imam, nenek itu sedang dalam keadaan sakit.
“Ada neneknya lagi sakit, bingung katanya ‘ada apa kok rame orang’ Kata polisinya ‘maaf nek, sebentar ya nek, nggak ada apa-apa kok’,” ungkap dia.
Imam menambahkan, rumah itu biasanya dijadikan tempat untuk bengkel motor. Pelaku biasanya juga bekerja sebagai montir di tempat itu.
“Ya, dia (pelaku) mekanik,” ujarnya.
“Saya aja sering servis motor di situ. Selalu di situ. Dan saya kenal dengan anaknya, si mekanik itu,” sambungnya.
Sebelumnya, polisi membongkar aksi sindikat curanmor yang beraksi di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Sebanyak 12 motor dan senjata api rakitan diamankan.
“12 (motor diamankan), (senpi) rakitan satu, dua lagi mainan. Interogasi awal (aksi curanmor) ada di daerah Jaksel dan Jakpus,” kata Kasatreskrim Polres Jakarta Timur AKBP Dicky Fertoffan kepada wartawan, Minggu (14/9/2025).
Dicky menerangkan mulanya ada korban yang melapor kehilangan kendaraan motor di wilayah Jaktim. Usai menerima laporan, polisi langsung bergerak ke lokasi perkara dan berhasil melacak para pelaku.
“Itu awalnya korban membuat laporan di Polres Jaktim, langsung ditangani oleh unit ranmor. Setelah mendapatkan keterangan dari korban dan olah TKP di lokasi hilangnya kendaraan tersebut, ciri-ciri pelaku dapat dikenali dan para pelaku langsung diamankan di kontrakan tersebut,” katanya.
Dicky menyebut saat ini ada lima pelaku sindikat yang telah diamankan. Mereka juga mengubah tampilan fisik motor hasil curian.
“Ada lima. Empat eksekutor, satu khusus nampung. Tugasnya mengubah tampilan fisik motor yang dicuri. Kayak cabut pelat nomor, ganti warna, dan sebagainya,” kata dia.
(azh/azh)