Jakarta –
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Bahtiyar Rifai mendapatkan masukan masyarakat saat penjaringan aspirasi masyarakat. Khusus di wilayah Dapil Surabaya 4, warga mengeluhkan penanganan kebersihan yang ditangani oleh satgas kebersihan.
Bahtiyar mengatakan ada beberapa keluhan dari masyarakat yang selama ini dilakukan oleh satgas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup. Salah satunya terkait pembersihan aliran sungai ataupun kali di wilayah perkampungan.
Diketahui, banyak tumpukan karung pasir-pasir dari sedimen aliran sungai yang tak kunjung diangkut. Akibatnya mengganggu akses jalan dan pemandangan serta kebersihan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ini sangat disayangkan oleh masyarakat, karena bagaimanapun mereka sangat terganggu dengan hal tersebut. Tetapi beberapa waktu yang lalu banyak juga sekali sampah belum teratasi dengan baik terkait dengan kerja bakti massal di Surabaya. Akhirnya banyak sampah yang tidak terangkut sesuai jadwal yang telah ditentukan,” kata Bahtiyar dalam keterangannya, Kamis (11/9/2025).
Bahtiyar memberikan penjelasan kepada warga jika hal tersebut disebabkan antrian armada sampah yang terbatas. Ia meminta warga untuk bersabar dan mencarikan solusi keluhan itu.
Politisi dari Partai Gerindra tersebut menyarankan kepada Pemerintah Kota Surabaya kepada Dinas terkait agar saling berkoordinasi untuk memenuhi kebutuhan armada untuk mengangkut sampah yang sempat dikeluhkan oleh warga.
“Ketika ada transportasi di dinas terkait ini tidak bisa menampung sampah yang ada. Saya kira harus ada koordinasi antar dinas dengan yang lain. Yang mempunyai truk dapat mengangkut sampah-sampah tersebut,” ungkap Bahtiyar.
Namun, koordinasi antara Dinas tidak memungkinkan. Bahtiyar menyarankan agar Pemkot Surabaya menyewa truk ke pihak ketiga. Dengan begitu pendataan dan jadwal pengangkutan sampah bisa teratasi.
“Mungkin seperti menyewa kendaraan di pihak ketiga, atau mungkin di jadwal dengan rapi. Sehingga nantinya sampah atau tumpukan pasir dari sedimen disetiap sungai ini bisa diangkut sebagaimana mestinya,” jelas Bahtiyar.
Selain itu, Bahtiyar juga menerima keluhan masyarakat saat reses terkait pembangunan fisik yang belum merata. Banyak usulan-usulan warga melalui musyawarah rencana pembangunan (Musrembang) masih banyak terealisasi.
“Kami juga menjelaskan bahwa tidak terealisasinya itu karena ada pergeseran anggaran di dana kelurahan atau pos dianggarkan yang lain,” ungkap Bahytiar.
Ia pun mendorong Pemkot Surabaya agar Lurah bersama RT/RW bisa bijak menentukan skala prioritas. Dengan begitu anggaran selama satu tahun bisa terserap dengan baik ke masyarakat.
“Ada anggaran kelurahan katakan lah 1 miliar. itu harus dimanfaatkan dengan program-program yang bisa menjangkau semuanya. Kecuali ada program ada yang membutuhkan skala besar diatas dana kelurahan. Mungkin ada koordinasi dengan dinas terkait,” tandas Bahtiyar.
(akn/ega)