Pemprov Jakarta menyiapkan sejumlah jurus mengatasi macet parah di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Muncul opsi pembangunan underpass atau flyover sebagai solusi jangka menengah.
Kemacetan di Jalan TB Simatupang semakin menjadi-jadi sejak adanya proyek yang memakan sebagian badan jalan. Gubernur Pramono Anung pun meminta maaf kepada warga Jakarta atas ketidaknyamanan ini.
“Jadi untuk itu saya secara khusus juga mohon maaf karena ini memang hal yang tidak bisa dihindari,” kata Pramono di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (24/8).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemprov DKI juga sudah meminta percepatan pengerjaan proyek, termasuk IPALD Perumda Paljaya dan proyek perpipaan Rusun Tanjung Barat.
Trotoar Sementara Dialihfungsikan
Sebagai langkah cepat, Pemprov DKI bersama Dinas Perhubungan (Dishub) dan Dinas Bina Marga memutuskan menggunakan sebagian trotoar yang belum dapat dipakai pejalan kaki untuk sementara dijadikan lajur kendaraan.
“Sebagian trotoarnya yang sekarang ini memang nggak bisa digunakan secara baik bagi pejalan kaki, karena memang beberapa juga terpotong-potong,” ujar Pramono.
Pramono menjelaskan sebagian trotoar yang dijadikan jalan bakal dipakai sampai November mendatang. Setelah proyek galian selesai, Pramono akan memprioritaskan kembali pembangunan trotoar untuk pejalan kaki.
“Untuk sampai dengan bulan November digunakan untuk menangani lalu lintas terlebih dahulu nanti akan kami kembalikan,” ucapnya.
Dia juga sudah mendengar keluhan warga yang terdampak macet akibat galian proyek. Dia berjanji mempercepat pengerjaan proyek galian itu.
“Saya minta November diselesaikan, awalnya Desember. Ya, baru bisa maju satu setengah bulan. Tapi saya udah minta itu,” sambung dia
Kaji Bangun Underpass atau Flyover
Koordinator Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, Yustinus Prastowo, menjelaskan Pemprov DKI juga menyiapkan solusi jangka menengah berupa kajian pembangunan underpass atau flyover di perempatan besar TB Simatupang.
“Solusi jangka menengah mengkaji pembangunan underpass atau flyover di perempatan besar sepanjang Jalan TB Simatupang untuk mengendalikan arus lalu lintas,” kata Yustinus dalam keterangan, Minggu (24/8).
Selain itu, Pemprov DKI memperkuat koordinasi dengan kepolisian, Dishub, Satpol PP, hingga operator transportasi publik untuk membantu pengaturan lalu lintas serta penyediaan rute alternatif.
Termasuk bekerja sama dengan Google dan platform navigasi lain untuk menampilkan informasi terkini soal proyek yang berlangsung, sekaligus memberikan rute alternatif bagi pengguna jalan.
Alasan Proyek Galian di Jakarta Tak Sudah-sudah
Pramono pun menjelaskan alasan proyek di Jakarta tak kunjung sudah. Dia menyebut saat ini Jakarta sedang membangun.
“Ya memang Jakarta kan sedang membangun persoalan untuk memasukkan kabel ke dalam, kemudian sanitasi, kemudian juga saluran-saluran air inilah yang sedang ditangani. Dan ini mau tidak mau harus tetap dilakukan,” kata Pramono Anung kepada wartawan seusai ITB Ultra Marathon di kawasan Senayan, Minggu (24/8).
Pramono berjanji, setelah proyek selesai, pihaknya akan memperbaiki jalur pedestrian yang ramah pejalan kaki. Hal itu dilakukan demi kenyamanan pejalan kaki.
“Tapi saya sudah meminta kepada jajaran Bina Marga, Dinas Perhubungan untuk pedestrian itu menjadi prioritas saya. Dan itu bagi yang sudah tidak lagi membangun kabel dan sebagainya pendestriannya yang akan diutamakan,” jelas dia.
Target Selesai November 2025
Pramono sudah meminta agar proyek galian di TB Simatupang selesai November 2025. Pramono mengakui kemacetan akibat galian di TB Simatupang memang parah.
“Ada, ada (percepatan pengerjaan galian). November, saya minta November diselesaikan,” kata Pramono Anung kepada wartawan seusai ITB Ultra Marathon di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (24/8).
“Awalnya Desember. Ya, baru bisa maju satu setengah bulan. Tapi saya udah minta itu,” sambung dia.
Sebagai langkah awal, Pramono meminta jajarannya untuk mengecilkan bedeng-bedeng proyek agar jalan lebih luas. Kemudian ada upaya membongkar trotoar untuk jalan khususnya di sekitar Cibis Park.
“Dan saya sudah memerintahkan untuk bedeng-bedengnya dikecilin sebagian trotoarnya yang sekarang ini memang nggak bisa digunakan secara baik bagi pejalan kaki karena memang beberapa juga terpotong-potong untuk sampai dengan bulan November digunakan untuk menangani lalu lintas terlebih dahulu nanti akan kami kembalikan,” ungkapnya.
Halaman 2 dari 2
(wia/idn)