Jakarta –
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menjadi narasumber dalam rangkaian acara Kongres Diaspora Indonesia ke-8 yang dilaksanakan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Dalam sambutannya, Eddy menyampaikan apresiasi atas peran dan kiprah Diaspora Indonesia dalam memberikan kontribusi untuk bangsa.
“Data menunjukkan, pada tahun 2022, diaspora Indonesia mengirimkan remitansi yang mencapai hampir USD 9,71 miliar. Uang ini tidak hanya mengalir ke keluarga mereka, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, membantu memberdayakan UMKM, dan membuka peluang kerja di daerah asal,” jelas Eddy dalam keterangannya, Sabtu (2/8/2025).
Eddy menyampaikan pentingnya meningkatkan potensi Diaspora Indonesia dalam upaya memperkuat ekonomi nasional sekaligus mendukung program-program Presiden Prabowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dari sisi remitansi misalnya, Diaspora Indonesia memang tinggi namun jumlahnya masih di bawah India, China dan bahkan Filipina. Namun, masih ada kesempatan untuk terus berupaya optimal meningkatkan pendapatan dengan pengelolaan Diaspora Indonesia yang lebih baik ke depannya,” terangnya.
Secara khusus, Doktor Ilmu Politik UI ini mengajak Diaspora menjadi juru bicara untuk program-program Presiden Prabowo dan juga menyampaikan visi Indonesia menjadi negara maju.
“Seperti misalnya menjadi juru bicara bagi Pembangunan IKN di luar negeri, menepis segala persepsi negatif tentang pembangunan Ibu Kota Nusantara ini. Bahkan lebih jauh dari itu bisa juga menarik investasi dari luar untuk membangun IKN,” lanjutnya.
Waketum PAN ini juga mendorong kolaborasi antara akademisi, peneliti, dan profesional diaspora dengan institusi di Indonesia akan mempercepat transfer teknologi dan inovasi.
“Program kolaborasi riset antar-universitas, seminar internasional, dan beasiswa bagi peneliti diaspora untuk berkontribusi di Indonesia adalah beberapa inisiatif yang perlu dilakukan,” ungkapnya.
“Rasanya kita perlu menghadirkan dan melibatkan diaspora dalam diplomasi ekonomi dan budaya. mempromosikan produk, budaya, serta meningkatkan hubungan perdagangan Indonesia dengan negara-negara tempat mereka tinggal,” tutupnya.
(akd/akd)