JAKARTA – Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Dr. Ashwin Kandouw saat menegaskan pentingnya edukasi masyarakat, pemerataan layanan kesehatan mental, dan penghapusan stigma agar pasien cepat tertangani di Jakarta, Senin (28/7/2025). Masyarakat dihimbau untuk segera memeriksakan diri ke psikiater jika mengalami gejala Gangguan Bipolar (GB) atau Skizofrenia, baik pada diri sendiri, keluarga, maupun orang di sekitar. Penanganan dini penting untuk mencegah perburukan dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

     

    Menurut dr. Ashwin Kandouw, Sp.KJ, Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku, ditandai dengan halusinasi, waham, gangguan emosi, serta perilaku kacau. Sementara GB adalah gangguan suasana hati dengan perubahan ekstrem antara fase manik (energi berlebih, impulsif) dan depresi (sedih berkepanjangan, keinginan bunuh diri).

     

    Meski berbeda, keduanya memiliki kesamaan: gangguan kimia otak, bersifat kronis dan kambuhan, serta berdampak besar pada fungsi sosial dan produktivitas. Pengobatan yang teratur dan tepat dapat mengurangi kekambuhan dan mencegah kerusakan otak permanen.

     

    Sayangnya, banyak pasien terlambat mendapat penanganan karena kurangnya pemahaman, akses terbatas, stigma, dan kecenderungan mencari pengobatan alternatif.

     

    Hanadi Setiarto, Country Group Head Wellesta Indonesia, menyatakan komitmen Wellesta untuk mendukung pasien GB dan Skizofrenia melalui edukasi dan kolaborasi dengan pemerintah dan komunitas. Wellesta berperan aktif dalam kampanye kesehatan mental, pelatihan tenaga medis, dan memperluas akses layanan.

     

    Sekilas Tentang GB dan Skizofrenia Gangguan Bipolar (GB) GB I ditandai dengan episode manik dan depresi ekstrem.

     

    Prevalensi global meningkat, terutama pada usia 10–24 tahun. Di Indonesia, kasus GB pada remaja menjadi salah satu dari lima kasus terbanyak di layanan psikiatri anak.Gejala manik: euforia berlebihan, ide melimpah, bicara cepat, impulsif, dorongan belanja atau seksual meningkat, Gejala depresi: sedih mendalam, kehilangan minat, kelelahan, gangguan tidur, keinginan melukai diri.

     

    Skizofrenia Gangguan serius yang memengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku.Gejala utama: halusinasi, delusi, pikiran kacau, perilaku tak terarah, dan gejala negatif (misalnya ekspresi datar). Prevalensi di Indonesia: 1,8 per 1.000 penduduk (Riskesdas 2018). Kasus awal (Early-Onset) bisa muncul sebelum usia 18 tahun. Pada anak dan remaja, gejala sering disalahartikan sebagai kenakalan atau stres.

    (Arif Julianto/okezone)


    Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari



    Source link

    Share.