Jakarta

    Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Sosial (Kemensos) RI, Fatma Saifullah Yusuf, menghadiri pembukaan Gelar Batik Nasional (GBN) 2025 di Pasaraya Blok M, Jakarta.

    Mengusung tema ‘Bangga Berbatik’, acara ini menjadi ajang memperkuat peran batik sebagai warisan budaya sekaligus sarana pemberdayaan sosial bagi penerima manfaat, termasuk penyandang disabilitas dan kelompok rentan yang masuk dalam 12 Pemerlu Atensi Sosial (PAS) Kemensos RI.

    Fatma mengatakan batik lebih dari sekadar kain atau simbol budaya, ia adalah sarana pemulihan dan kemandirian yang nyata. Hal ini terlihat dalam program batik ciprat yang digarap penerima manfaat di berbagai Sentra Terpadu dan Sentra milik Kemensos.


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    “Batik adalah simbol pemberdayaan dan kekuatan. Dalam proses kreatif batik ciprat, kami menyaksikan lahirnya kembali semangat hidup, rasa percaya diri, dan harapan. Ini bukan sekadar pelatihan keterampilan, melainkan bentuk pemulihan martabat manusia,” ujar Fatma dalam keterangannya, Minggu (3/8/2025).

    Kini, batik ciprat menjadi seragam resmi setiap hari Selasa di lingkungan Kemensos, sebagai bentuk penghargaan terhadap karya penerima manfaat sekaligus dukungan pada produk dalam negeri. Fatma menambahkan bahwa melalui batik, nilai inklusi, keberagaman, dan kemandirian bisa diwariskan lintas generasi.

    “Selama batik terus hidup, nilai bangsa ini akan terus terjaga. Dalam batik ciprat, kita melihat budaya bisa menjadi kekuatan yang menyembuhkan, menghidupkan, dan memberdayakan. Itulah wajah Indonesia yang inklusif dan berdaya,” tuturnya.

    GBN 2025 berlangsung hangat dan khidmat, menampilkan ratusan karya batik dari seluruh nusantara. Mulai dari batik tulis klasik asal Yogyakarta dan Solo, batik cap dari Madura dan Cirebon, hingga batik kontemporer karya generasi muda, semuanya dipamerkan lengkap dengan narasi budaya di balik setiap motif.

    Acara juga menghadirkan penampilan Prince Poetiray, penyanyi cilik yang dikenal lewat film Jumbo. Ia membawakan lagu yang menggugah semangat, menjadikan pembukaan GBN 2025 penuh inspirasi dan emosional.

    Sejumlah tokoh turut hadir memberi dukungan terhadap pelestarian batik dan pemberdayaan masyarakat, di antaranya Ketua Umum Dekranas Selvi Gibran Rakabuming, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Ketua Umum Seruni Tri Tito Karnavian, Duta Besar RI untuk Malaysia Indera Hermono, pengurus Seruni KMP, dan para ketua organisasi wanita.

    Dari pihak penyelenggara, Ketua Yayasan Batik Indonesia (YBI) Gita Ratna Gilang Kencana membuka acara dengan ajakan menjadikan batik sebagai bagian gaya hidup dan identitas nasional. Acara ini juga dihadiri perwakilan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Dekranas, serta mitra strategis seperti Astra, Mata Studio, Stupa Indonesia, dan jajaran sahabat YBI.

    Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam menghidupkan ekosistem batik.

    “Berbangga saja tidak cukup. Yang terpenting adalah belanja buatan Indonesia, termasuk batik. Karena dengan belanja, kita berkontribusi konkret untuk melestarikan budaya nasional dan menumbuhkan ekonomi di tingkat akar rumput, khususnya pengrajin batik,” ucapnya.

    GBN 2025 berlangsung selama lima hari, menampilkan pameran batik dari berbagai daerah, talkshow edukatif untuk generasi muda, konser musik Maliq & D’Essentials, dan sesi interaktif bersama pengrajin batik.

    Puncaknya adalah pemberian penghargaan kepada tiga pengrajin batik senior dan satu pengrajin batik muda, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka menjaga dan mengembangkan batik nasional.

    (akn/ega)



    Source link

    Share.