Seorang pria inisial H membuat geger dalam pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Kualanamu. Yang bersangkutan marah-marah dan berteriak ada bom saat berada di dalam pesawat tersebut.
Insiden itu terjadi pada Sabtu (2/8) yang lalu. Berdasarkan video yang beredar, H tiba-tiba berteriak marah-marah kepada awak kabin pesawat Lion Air JT-308.
Tak hanya marah, H bahkan mengancam semua petugas yang ada di pesawat. Di tengah situasi yang memanas, H juga berteriak bahwa ada bom di pesawat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Corporate Communications Officer Lion Air, Neni Artauli Sianturi, menjelaskan insiden itu terjadi saat pesawat sudah berada pada posisi push back.
“Saat posisi pesawat sudah push back, salah satu pelanggan laki-laki berinisial H menyampaikan informasi adanya bom kepada awak kabin, sesuai prosedur keselamatan penerbangan, awak kabin mengonfirmasi ulang, dan penumpang tetap menyampaikan hal yang sama. Informasi segera dilaporkan kepada kapten pilot dan petugas layanan darat,” kata Neni kepada wartawan lewat pesannya, Minggu (3/8).
Ia pun mengatakan pesawat terpaksa batal terbang dan kembali ke apron karena pernyataan bom tersebut. “Karena pernyataan tersebut disampaikan setelah pintu pesawat ditutup dan pesawat mulai bergerak, kejadian ini dikategorikan sebagai RTA (return to apron), yaitu prosedur mengembalikan pesawat ke apron untuk pemeriksaan lebih lanjut,” imbuhnya.
H Diturunkan dan Diserahkan ke Pihak Berwajib
Setelah kembali ke apron, Neni mengatakan pihaknya lalu menurunkan H dari pesawat. Setelah itu, yang bersangkutan diserahkan ke pihak berwajib.
“Penumpang H diturunkan dan diserahkan kepada pihak berwenang, yaitu petugas keamanan bandar udara (aviation security), Otoritas Bandar Udara, PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil) serta kepolisian untuk investigasi dan proses lebih lanjut sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” kata Neni.
Neni mengatakan para penumpang lainnya juga diturunkan karena ancaman bom tersebut. Seluruh bawaan para penumpang juga kembali diperiksa. “Seluruh pelanggan diturunkan, bagasi dan barang bawaan diperiksa ulang oleh petugas keamanan dan pihak terkait,” ujar dia.
“Hasil pemeriksaan memastikan tidak ditemukan benda mencurigakan atau berbahaya. Lanjutan Penerbangan,” lanjut dia.
H 1 Jam Marah-marah
Salah satu penumpang yang berada dalam satu pesawat dengan H, Saut Boang Manlu, pun menceritakan kejadian itu. Ia mengatakan peristiwa itu terjadi selama 1 jam.
“Sekitar pukul 17.20 WIB mestinya pesawat sudah terbang, tapi ada delay sampai pukul 20.40 WIB, tapi pukul 19.20 WIB kita sudah disuruh naik pesawat,” kata Saut Boag Manalu dilansir detikSumut.
Beberapa menit setelah penumpang masuk ke pesawat, pria H lalu mengamuk. Berulang kali dia menyebut ada bom di pesawat.
Saut mengatakan tindakan H itu membuat bingung dan panik penumpang lain. Anak-anak yang berada di dalam pesawat juga menangis dan menjerit. Dia menjelaskan peristiwa itu terjadi selama satu jam. Setelahnya, seluruh penumpang termasuk H diminta turun dari pesawat.
“Kita ngomong sama petugas agar kita diselamatkan, kita sudah khawatir, situasinya udah cukup panik di dalam, sampai akhirnya kita diminta turun, dia (pria yang sebut ada bom) juga turun dengan tenang tapi tetap bilang ada bom,” ujarnya.
H Terancam Sanksi Pidana
Otoritas Keamanan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pun langsung mengamankan H setelah peristiwa itu. H terancam sanksi pidana.
“Penyidik Polres Bandara dan PPNS Otban masih sedang proses pemeriksaan kepada yang bersangkutan,” kata Kapolresta Bandara Soetta Kombes Polisi Ronald Sipayung dilansir Antara.
Ia mengatakan pelaku langsung diamankan langsung pada Sabtu (2/8) malam pascakejadian. Penyidik Polresta Bandara dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Otoritas Keamanan Bandara (Otban) Internasional Soetta masih melakukan pemeriksaan.
Ronald mengatakan pihaknya terus melakukan tahapan penyelidikan dan penyidikan agar insiden yang meresahkan penumpang itu tidak terulang lagi. Dia mengatakan pelaku terancam sanksi pidana atas ulahnya tersebut.
“Untuk sanksi pidana tentu ada. Namun, dalam hal ini nanti setelah proses pemeriksaan akan disampaikan lebih jelasnya,” kata dia.
181 Penumpang Ganti Pesawat
Tak hanya itu, Kombes Ronald mengatakan seluruh penumpang, termasuk H, sempat diminta turun dari pesawat. Mereka mengalami penundaan selama beberapa jam.
Selain mengalami penundaan, para penumpang juga harus berganti pesawat. Mereka harus berpindah dari pesawat Boeing 737-900 MAX PK-LRG ke Boeing 737-900ER PK-LSW sebelum diterbangkan ke Bandara Kualanamu, Medan.
“Sebanyak 181 penumpang lainnya akhirnya dapat melanjutkan perjalanan menuju Bandara Kualanamu pukul 21.55 WIB,” terang Ronald.
Halaman 2 dari 5
(maa/maa)