YOGYAKARTA – Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan DIY luncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur mencapai 1.400 meter atau 1,4 Km. Sebelumnya puncak Merapi diguyur hujan.

    Informasi yang diunggah Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas ini terjadi pada pukul 11.00 WIB dengan amplitudo maksimal 13 mm, durasi 134,72 detik.




    Aktif kembalinya Gunung Merapi membuat cerita-cerita mistis di dalamnya kembali berkembang.

    Memang tak bisa dipungkiri, gunung berapi yang terletak di perbatasan Magelang, Klaten, Boyolali dan Sleman ini memang hits di kalangan masyarakat luas sebagai salah satu gunung penuh mistis di Pulau Jawa.

    Salah satu misteri yang terkenal ada di sini, ialah tentang Pasar Bubrah, yang secara lokasi berada di dekat kawah Merapi dan lokasi ini dipenuhi dengan bebatuan sisa letusan Merapi.

    Di sinilah, kawasan yang dikenal orang-orang sebagai pasar dari makhluk halus setan dan jin beraktivitas layaknya kegiatan manusia ketika berada di pasar.

    Cerita lainnya, Pasar Bubrah juga disebutkan sebagai titik pusat kerajaan mahluk astral penguasa Merapi.

    Maka dari itu, untuk menghindari hal yang tidak-tidak, para pendaki gunung disarankan menjaga perilaku, tindakan, dan pikiran, contohnya tidak buang hajat sembarangan, tidak berkata kasar dan kotor, dan sebagainya.

    Jika berbuat yang tidak-tidak, disebutkan bisa saja dibuat linglung atau tersesat oleh para mahluk astral yang ada.


    Follow Berita Okezone di Google News


    Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
    ORION, daftar sekarang dengan
    klik disini
    dan nantikan kejutan menarik lainnya

    Disebutkan lebih lanjut, pasar ini diyakini sebagai pasar yang besar di Keraton Merapi. Di sini, terdapat batu-batuan besar yang berserakan, nah batu-batu inilah yang dianggap sebagai warung lengkap dengan meja dan kursi para mahluk halus penunggu Merapi.

    Selain itu, ada pula suara-suara riuh bak keriuhan di pasar di lokasi ini, konon kerap terdengar suara alunan gamelan Jawa yang bercampur dengan suara keramaian seperti pasar, yang mana jika dipikir-pikir secara logika keramaian itu tidak mungkin ada di atas gunung yang sunyi dan senyap tersebut.

    Selain itu, kisah para pendaki yang tersesat atau hilang di titik lokasi ini juga menyertai kisah legenda Pasar Bubrah. Mengingat, spot Pasar Bubrah diketahui kerap digunakan sebagai titik lokasi para pendaki untuk mendirikan tenda karena memiliki bentuk tanah datar dan padang pasir.



    Source link

    Share.