Jakarta –
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan sekedar program pendidikan biasa, melainkan amanah peradaban yang harus dijalankan dengan sungguh-sungguh.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam audiensi daring bersama para Kepala Dinas Sosial dari 100 titik Sekolah Rakyat tahap 1A dan 1B.
“Jika ingin mengubah nasib bangsa, mulailah dari mereka yang tak bersuara,” ujar Gus Ipul mengutip pesan Presiden Prabowo Subianto dalam keterangannya, Selasa (29/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, Sekolah Rakyat merupakan gagasan langsung dari Prabowo, yang bertujuan menyediakan akses pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin serta memutus rantai kemiskinan. Untuk menyukseskan program ini, Gus Ipul menekankan pentingnya penyamaan visi seluruh jajaran agar kebijakan Presiden benar-benar terasa dampaknya di lapangan.
“Gagasannya datang langsung dari Presiden. Ini baru semua, kepala sekolah, guru baru, tenaga kependidikan baru, dan Kemensos juga baru pertama kali menjadi penanggung jawab operasional pendidikan,” ujarnya.
Dalam forum evaluasi terhadap 63 titik Sekolah Rakyat dan persiapan peluncuran 37 titik selanjutnya, ia meminta seluruh pihak untuk berpikir dan bertindak luar biasa demi hasil yang luar biasa.
Gus Ipul menyebut ada tiga prinsip utama Sekolah Rakyat yang harus dipegang teguh. Pertama, memuliakan kelompok masyarakat kecil yang selama ini termarginalkan.
“Sekolah Rakyat hadir untuk mereka yang tidak mampu, bahkan masuk kategori miskin ekstrem,” ujarnya.
Prinsip kedua, lanjutnya, adalah menjangkau anak-anak yang belum tersentuh sistem pendidikan. Berdasarkan data BPS, ada lebih dari 4 juta anak yang tidak sekolah, putus sekolah, atau berisiko putus sekolah.
“Sekolah Rakyat tidak merebut murid dari sekolah umum. Justru kita hadir untuk mereka yang tidak ada dalam dapodik, yang tercecer dan tak tersentuh,” tegasnya.
Prinsip ketiga adalah membuat yang tidak mungkin menjadi mungkin. Banyak siswa yang sebelumnya menyerah pada keadaan kini kembali berani bermimpi.
“Ada anak yang rela tidak sekolah demi adiknya. Sekarang, lewat Sekolah Rakyat, harapan mereka kembali menyala. Ini bukan hal biasa. Ini kebijakan yang membuka masa depan,” tambahnya.
Gus Ipul juga menekankan pentingnya integritas dalam proses seleksi siswa yang berbasis Data Tunggal Kesejahteraan Sosial dan Ekonomi (DTSEN).
“Tidak boleh ada titipan, apalagi sogokan. Tidak ada tes akademik, tidak ada zonasi, tidak boleh ada subjektivitas. Ini murni untuk anak-anak dari keluarga miskin ekstrem dan miskin desil 1 dan 2,” tegasnya.
Validasi data dilakukan oleh pendamping PKH, dinas sosial, dan ditandatangani kepala daerah sebelum disahkan oleh Kemensos.
Ia juga mendorong para kepala dinas sosial dan kepala sekolah untuk menjaga narasi positif tentang Sekolah Rakyat. Mereka diminta tidak reaktif terhadap kritik, tapi menanggapinya dengan kerja nyata.
“Tugas kita bukan menyempurnakan, tapi merawat kepercayaan rakyat. Jangan abaikan kritik, balas dengan tindakan dan empati,” pesannya.
Soal sarana dan prasarana, Gus Ipul mengakui masih ada kekurangan, tapi perbaikan dilakukan bertahap. Ia juga meminta perhatian khusus terhadap kebersihan toilet sekolah.
“Toilet harus lebih bersih dari kantor. Jika toiletnya bersih, yang lainnya biasanya ikut bersih,” katanya.
Para siswa, lanjutnya, akan mendapat seragam delapan set, laptop, makan tiga kali sehari dan dua snack, serta pembelajaran berbasis teknologi dan sistem manajemen pembelajaran. Mereka juga akan menjalani medical check-up dan talent mapping berbasis DNA serta kecerdasan buatan.
Ia mengingatkan bahwa siswa Sekolah Rakyat adalah anak-anak istimewa yang harus diperlakukan dengan empati.
Mereka bukan anak-anak biasa. Mereka dimuliakan oleh Tuhan, maka kita juga wajib memuliakan mereka,” ujarnya.
Karena itu, ia menekankan pentingnya kesabaran, ketulusan, dan semangat inklusif dalam mendampingi mereka.
Menutup arahannya, Gus Ipul meminta semua pihak menjaga narasi publik agar kepercayaan terhadap Sekolah Rakyat terus terjaga.
“Tiap kepala dinas, kepala sekolah, dan semua yang terlibat adalah penjaga cerita baik Sekolah Rakyat. Mari kita jaga amanah ini bersama,” pungkasnya.
(akd/akd)