Jakarta –
Jeratan rentenir kerap dirasakan oleh banyak orang di berbagai daerah di Indonesia. Biasanya ada banyak faktor yang kerap menyebabkan orang-orang terjebak rentenir seperti kebutuhan mendesak hingga kurang pemahaman terjadi risiko pinjaman berbunga tinggi.
Dua hal tersebut yang menjadi sasaran empuk bagi rentenir untuk menawarkan pinjaman dana dengan bunga yang tinggi. Biasanya, ketika proses penawaran, para rentenir atau ‘lintah darat’ kerap menawarkan persyaratan yang cukup mudah untuk pencairan dana.
Proses mudah ini lah yang kerap membuat hasrat untuk menggunakan jasa rentenir muncul. Padahal kalau sudah terjebak rentenir ada banyak kerugian yang bisa dirasakan oleh masyarakat mulai dari bunga yang tinggi, sistem tidak adil, hingga ancaman kekerasan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk memberantas rentenir dengan berbagai macam cara mulai dari menggencarkan sosialisasi literasi keuangan hingga memperkenalkan program baru yakni Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih).
Sementara itu, Ketua Satgas Koperasi Merah Putih Zulkifli Hasan (Zulhas) memastikan kehadiran Kopdes Merah Putih bakal membantu ekonomi rakyat. Sebab Kopdes Merah Putih mampu memotong mata rantai rentenir hingga tengkulak.
“Juga untuk mengeliminir di desa-desa itu ada tengkulak, ada rentenir. Yang kedua pemberdayaan masyarakat agar timbul sentra ekonomi di desa,” kata Zulhas di acara yang sama.
Dia mengatakan Kopdes Merah Putih juga memiliki 6 model bisnis. Seluruh model bisnis tersebut bisa dimanfaatkan oleh anggota koperasi hingga warga.
“Satu, ada agen sembako. Dua, menjadi outlet gas melon. Tiga, menjadi outlet pupuk subsidi. Empat, di Kopdes ada bisa pembayaran PLN, ada ongkosnya. Kerja sama dengan BRILink. Sehingga mereka dapat komisi, di samping mendekatkan pusat keuangan dengan desa,” tuturnya.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto mengatakan kehadiran Kopdes Merah Putih merupakan wujud keberpihakan negara terhadap ekonomi rakyat. Prabowo pun optimistis kehadiran Kopdes Merah Putih mampu memperkuat perekonomian rakyat. Sebab Kopdes Merah Putih mampu menghadirkan banyak manfaat bagi seluruh anggotanya.
“Koperasi adalah alatnya orang lemah, alatnya bangsa yang lemah, tapi konsepnya sederhana, sama dengan konsep lidi, satu lidi lemah tidak kuat, tidak ada artinya satu lidi. Tapi kalau puluhan lidi, ratusan lidi dijadikan satu, ini adalah alat yang bisa membantu kita,” kata Prabowo saat acara peluncuran 80 Ribu Kopdes Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah, Senin (21/7).
“Jadi dari lemah, lemah, lemah menjadi kekuatan. Ini adalah konsep koperasi. Dari ekonomi lemah menjadi kekuatan ekonomi yang kuat. Ini adalah konsep koperasi, konsep koperasi adalah konsep gotong royong,” sambungnya.
Upaya untuk mensukseskan program tersebut mendapatkan dukungan dari banyak pihak, salah satunya Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Komdigi memastikan bakal menghadirkan infrastruktur digital untuk menunjang operasional Kopdes Merah Putih.
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid mencontohkan salah satunya Kabupaten Klaten, sebanyak 379 desa dan 26 kecamatan sudah terhubung jaringan fiber optik dan Optical Distribution Point (ODP).
Cakupan jaringan 4G mencapai 100 persen di wilayah pemukiman, tanpa satu pun desa yang masuk kategori blankspot. Kecepatan internet rata-rata di wilayah ini mencapai 38,16 Mbps untuk unduhan dan 19,03 Mbps untuk unggahan. Hal ini untuk menjamin ekosistem digital koperasi berjalan stabil dan berkelanjutan.
Komdigi juga akan memperkuat literasi digital lewat pelatihan SDM koperasi. Berapa upaya itu dilakukan agar literasi digital di tengah masyarakat bisa meningkat. Sehingga bisa menghindar dari ‘godaan’ rentenir.
“Pendampingan ini berjalan kolaboratif bersama komunitas digital lokal dan dinas komunikasi daerah agar sesuai kebutuhan tiap desa,” ungkap Meutya dikutip dari website resmi Komdigi, Rabu (30/7/2025).
Dalam upaya memperkuat digitalisasi koperasi, Komdigi telah memulai koordinasi dengan Kementerian Koperasi (Kemenkop) untuk mengintegrasikan Digitalent Academy platform pelatihan digital milik Kemkomdigi dengan super apps koperasi yang sedang dikembangkan.
Integrasi itu dirancang untuk mendukung pengelolaan data anggota, transaksi nontunai, dan monitoring kinerja koperasi secara real time.
“Kami tidak hanya fokus pada pelatihan, tapi juga pada pembangunan ekosistem digital yang memudahkan pengelolaan koperasi secara modern dan partisipatif,” tutup Meutya.
(akd/akd)