Amerika Serikat (AS) beberapa kali menggunakan hak veto yang membatalkan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait kondisi di Gaza, Palestina. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto yang pekan ini akan menyampaikan pidato di Sidang Umum Majelis PBB diharapkan bisa membawa isu itu ke permukaan.
Sejatinya hak veto sah-sah saja dan dimiliki oleh 5 anggota tetap Dewan Keamanan PBB yaitu AS, China, Prancis, Rusia, dan Inggris. Hak veto yang termaktub dalam Piagam PBB ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan kekuatan global meski dalam perjalanannya sering menjadi kontroversi.
Oleh Soleh, Anggota Komisi I DPR RI, menyebut momentum Prabowo berpidato di PBB itu diharapkan bisa menyinggung perihal itu. Syukur-syukur, lanjut Soleh, Prabowo bisa mendorong agar genosida di Gaza bisa benar-benar dihentikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pak Presiden pasti tegas ya dan DPR mendukung, rakyat Indonesia 280 juta rasanya mendukung langkah tegas Pak Presiden untuk bagaimana merayu dan bahkan kalau bisa memaksa Israel beserta sekutunya untuk menghentikan peperangan dan genosida,” kata Soleh kepada wartawan, Minggu (21/9/2025).
“Yang kedua, bisa juga dijadikan momen bagaimana melakukan sebuah reformasi di PBB, terutama dalam hal pengambilan keputusan tidak boleh lagi ada hak veto yang dilakukan oleh Amerika, China, juga Rusia ya terutama Amerika,” imbuhnya.
Lebih lanjut, kata Oleh, Prabowo juga diharapkan bisa membawa isu iklim di sidang umum PBB. Menurut Oleh, perubahan iklim yang terjadi saat ini sudah berubah drastis.
“Bagaimana soal isu iklim soal energi ketahanan pangan, energi biru dan yang lain-lain ya karena memang iklim atau pun perubahan iklim. Ini kan hari ini sudah berubah drastis selain daripada bocornya lapisan ozon, suhu semakin panas kemudian mencairnya es di kutub ini harus jadi bahasan,” tuturnya.
“Selain itu juga kesempatan itu juga bagaimana Pak Prabowo bisa meyakinkan negara negara dunia baik Asia, Eropa maupun Afrika untuk berinvestasi di Indonesia,” imbuhnya.
Prabowo Bakal Pidato di Sidang PBB
Kehadiran Prabowo di Sidang Umum PBB bakal menjadi kali pertama Presiden RI menghadiri forum tersebut dalam 10 tahun terakhir. Sebelumnya, Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tidak pernah menghadiri Sidang Umum PBB secara langsung.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono menjelaskan tema sidang umum PBB kali ini memperbarui kembali semangat multilateralisme terkini.
“Tema sidang umum PBB ke-80 tahun ini adalah Better Together, Eight Years and More for Peace, Development and Human Rights, yang juga merupakan satu sidang umum di mana merupakan satu titik untuk memperbarui kembali semangat multilateralisme di tengah situasi dan kondisi global dewasa ini,” kata Sugiono, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (19/9).
Sugiono mengatakan Prabowo akan tiba di AS pada 23 September. Di New York, Prabowo disebut akan menghadiri sejumlah agenda.
Sugiono mengatakan Prabowo akan pidato di sidang umum PBB. Prabowo dijadwalkan berbicara di urutan ketiga setelah Presiden Brasil dan Amerika Serikat.
“Utamanya nanti ada agenda tentang two state solution pada tanggal 22 September, yang kemudian akan dilanjutkan dengan acara pembukaan dan debat pada sidang umum tanggal 23 September. Beliau mendapatkan urutan berbicara yang ke-3 setelah Brasil dan Amerika Serikat. Kemudian nanti juga akan ada beberapa agenda pertemuan di New York,” lanjut dia.
Sugiono menjelaskan rangkaian kunjungan Prabowo diawali ke Jepang, kemudian AS, lalu ke Kanada dan Belanda. Ia mengatakan Prabowo direncanakan kembali ke Tanah Air pada akhir September.
“Mungkin 26-27 (September),” katanya.
Diketahui, Sidang Umum Ke-80 PBB telah dibuka pada 9 September 2025. Dua minggu kemudian, akan digelar Debat Umum Tingkat Tinggi pada 23 September 2025.
Halaman 2 dari 2
(whn/dhn)