Jakarta

    Menteri Kebudayaan Fadli Zon meresmikan peluncuran Seri Prangko Para Pendiri Bangsa sekaligus memperingati 123 tahun kelahiran Bung Hatta di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Jakarta. Acara ini juga menandai peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

    Fadli menyatakan bahwa seri prangko ini merupakan bentuk penghormatan kepada para tokoh yang memproklamasikan kemerdekaan, menyusun dasar negara, dan menuntun perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.

    Peluncuran prangko ini juga menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan untuk melestarikan narasi sejarah sebagai bagian dari memori kolektif bangsa. Prangko sebagai material budaya (material culture) berperan penting dalam memperkuat jati diri bangsa di tengah arus globalisasi.


    SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

    Dalam acara yang dihadiri oleh 17 perwakilan keluarga para tokoh pendiri bangsa yang merupakan anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Fadli menyoroti peran besar para tokoh dalam perjalanan perjuangan bangsa.

    “Dalam 80 tahun dengan berbagai tantangan, kita bisa melewati perjalanan kehidupan kebangsaan dengan luar biasa. Tentu saja ini tidak pernah lepas dari jasa-jasa para pahlawan, para pendiri bangsa, dan proklamator.” ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Selasa (12/8/2025).

    Fadli Zon juga menekankan fungsi prangko sebagai jembatan diplomasi antarbangsa. Lebih dari sekadar benda pos, prangko merekam peristiwa bersejarah dan menjadi alat komunikasi pembangunan.

    Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, dalam laporannya menyatakan, peluncuran ini bertujuan menjadi sarana edukasi bagi generasi muda Indonesia.

    “Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini agar menjadi sarana promosi dan edukasi tentang peran dan jasa para tokoh bangsa khususnya kepada generasi muda Indonesia dan masyarakat internasional,” jelasnya.

    Restu menambahkan bahwa temuan tersebut merupakan cara yang sangat baik untuk belajar sejarah melalui prangko.

    “Saya kira ini temuan yang sangat bagus, belajar sejarah lewat prangko,” imbuhnya seraya menutup laporan kegiatan.

    Acara bertepatan dengan hari lahir Bung Hatta pada 12 Agustus 1902 yang ke-123 tahun, sebuah momen penuh makna yang diisi dengan prosesi keruk tumpeng sebagai penghormatan atas jasa besar Bung Hatta.

    “Hari ini juga bertepatan dengan hari lahir Bung Hatta yakni 12 Agustus 1902, dengan angka usia yang cantik yaitu 123 tahun,” ujar Fadli.

    Prosesi tersebut dipimpin oleh Menteri Kebudayaan, didampingi Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha Djurmaryo dan perwakilan keluarga Bung Hatta, Meutia Hatta dan Gemala Hatta, yang diiringi doa kepada almarhum. Sebagai wujud rasa syukur, penghormatan, dan apresiasi atas jasa besar Bung Hatta dalam perjuangan bangsa.

    Seremonial peluncuran ditandai dengan ketok palu stamp prangko oleh Menteri kebudayaan bersama Wakil Menteri, Inspektur Jenderal Kemenbud, Dirjen Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, serta sejumlah pejabat dan perwakilan keluarga tokoh pendiri bangsa.

    Pameran menampilkan total 80 prangko, terdiri dari 79 prangko tokoh BPUPKI dan PPKI yang berjasa besar dalam persiapan kemerdekaan, serta satu prangko Gedung Sidang PPKI di Jalan Pejambon 2. Prangko ini diproduksi sebanyak 500 set, lengkap dengan buku informasi para tokoh.

    Peluncuran Prangko Para Pendiri Bangsa juga dihadiri oleh Wakil Asisten Teritorial Panglima TNI Brigjen TNI (Mar) Bambang Hadi Suseno, Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual Setda Provinsi DKI Jakarta Fajar Eko Satriyo, Kepala Biro PID Divisi Humas POLRI Brigjen Pol. Tjahyono Saputro, Direktur Sejarah dan Permuseuman Agus Mulyana, Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Sjamsul Hadi, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Agus Widiatmoko, jajaran Direksi PT Pos Indonesia, pengurus Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI), perwakilan kementerian dan lembaga terkait, serta sejumlah seniman dan budayawan.

    Fadli mengajak seluruh elemen bangsa untuk terus menyuarakan persatuan dan kesatuan sebagaimana cita-cita para pendahulu.

    “Mudah-mudahan peristiwa ini dapat menjadi pengingat bahwa kita semua tidak akan pernah ada di sini tanpa usaha, perjuangan, jerih payah, dan pengorbanan darah dan air mata para pemimpin-pemimpin kita terdahulu,” pungkasnya

    (akd/akd)



    Source link

    Share.