JAKARTA – Kisah ajaib Nabi Musa membelah Laut Merah menjadi peristiwa sangat monumental. Peristiwa itu juga termuat dalam sejumlah kitab suci .

Melansir WION, Sabtu (20/1/2023), sekelompok ilmuwan dari University of Leicester, Inggris, Rebekah Garratt dan Rikesh Kunverji mencoba memahami keajaiban tersebut dengan cara berbeda. Mereka mencoba mendudukkan peristiwa tersebut dari kacamata ilmiah dan kondisi alam saat itu.

Dalam laporan berjudul “How did God part the Red Sea?” keduanya mengungkap, ada empat kejadian alam yang memungkinkan Laut Merah terbelah.

Keempat kejadian alam itu, yaitu gelombang negatif, angin timur, gelombang pasang surut, dan gelombang Rossby. Kombinasi keempat faktor tersebut berjalan dengan sempurna sehingga laut menjadi terbelah yang memungkinkan Nabi Musa dan pengikutnya menyeberangi lautan tanpa basah terkena air laut.

Mereka menganalisis, fenomena meteorologi justru menjadi pemicu terjadinya keempat kondisi tersebut. Kondisi itu meyebabkan rangkaian kejadian kacau yang berujung pada fenomena ekstrem.

Angin menjadi pemicu utama laut terbelah. Fenomena yang mereka sebut wind setdown itu adalah momen saat angin yang sangat kuat bertiup terus-menerus sehingga bisa menurunkan permukaan air di suatu area sekaligus. Tiupan itu membuat air menumpuk melawan angin.

“Kondisi itu telah banyak didokumentasikan, termasuk di delta Sungai Nil pada abad ke-19 ketika angin kencang mendorong air setinggi sekitar lima kaki dan membuka sebuah lahan kering,” kata mereka.

Sementara kejadian di Laut Merah, Tim peneliti tersebut menyebutkan, kecepatan angin harus cukup kuat agar air tetap terpisah dalam waktu lama.

Kemungkinan kedua adalah gelombang air pasang yang lebih kuat dari biasanya ditambah kondisi berangin. Hal ini dapat mengakibatkan permukaan air turun sehingga membentuk daerah kering, dan memungkinkan orang untuk menyeberang.


Follow Berita Okezone di Google News


Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di
ORION, daftar sekarang dengan
klik disini
dan nantikan kejutan menarik lainnya

Menurut mereka, kondisi ini pernah terjadi saat Badai Irma menerpa Semenanjung Florida, Amerika Serikat pada 2017. Saat itu angin yang sangat besar menyebabkan sebagian perairan Semenanjung Florida terdorong mundur sehingga memperlihatkan dasar laut.

Menurut kedua ilmuwan, kondisi angin tersebut justru itu tidak akan terjadi di Laut Merah. Dari situ mereka menganalisa bahwa kejadian terbelahnya laut itu bukanlah di Laut Merah.

Mereka yakin ada tempat lain yang lebih ideal sehingga fenomena terbelahnya laut itu jadi lebih mungkin. Mereka meyakini bahwa ada sedikit misinterpretasi dari lokasi keajaiban itu terjadi.

“Laut Merah hanyalah terjemahan tradisional yang diperkenalkan ke dalam bahasa Inggris oleh Alkitab Versi King James,” analisa Rebekah Garratt dan Rikesh Kunverji.



Source link

Share.