“Salah satunya,” ujar Prasetyo saat menanggapi rumor merger dalam beberapa bulan terakhir, dikutip redaksi di Jakarta, Sabtu 8 November 2025.
Menurut Prasetyo, terdapat peluang keterlibatan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dalam aksi korporasi tersebut. Keterlibatan sovereign wealth fund BUMN itu dikaitkan dengan proses konsolidasi yang menyangkut aset-aset strategis.
“(Perpres) sedang terus disempurnakan, dalam artian dilengkapi dari berbagai pihak, baik teman-teman mitra ojol maupun teman-teman aplikator,” jelasnya, merujuk pembahasan Peraturan Presiden yang akan mengatur perlindungan serta tarif bagi mitra ojek online.
Ia menambahkan, aksi korporasi Grab-GoTo juga menjadi bagian yang ikut dibicarakan dalam proses tersebut.
“Dalam hal ini macam-macam karena kemudian ada juga Danantara juga ikut terlibat disitu karena ada proses korporasinya juga yang menjadi bagian dari yang dibicarakan gitu,” katanya.
Meski demikian, Prasetyo masih enggan merinci lebih jauh. Ia meminta publik menunggu kabar resmi berikutnya.
Rumor merger Grab dan GoTo bukan hal baru. Berkali-kali pemberitaan lmenyebut negosiasi mulai mengerucut, namun kedua perusahaan kompak merespons membantah rumor tersebut.

