Kesepakatan penting ini diteken oleh PT Hafar Daya Konstruksi (HDK), perusahaan yang 51 persen sahamnya dimiliki oleh PTRO, bersama Petronas Carigali North Madura II Ltd., operator tunggal di Wilayah Kerja (WK) North Madura II.
Dikutip dari keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Sabtu 8 November 2025, kontrak ini bernilai 9,5 juta Dolar AS atau setara Rp156 miliar untuk porsi pekerjaan yang menjadi tanggung jawab HDK. Proyek yang ditandatangani pada 9 November 2024 ini merupakan hasil kolaborasi atau konsorsium antara HDK dengan PT Gunanusa Utama Fabricators.
Wakil Presiden Direktur HDK, Dito Danarianto Sudarbo, menjelaskan bahwa proyek ini adalah langkah strategis untuk memperkuat posisi perusahaan dalam mendukung kemandirian energi nasional. Proyek ini akan menunjukkan kemampuan HDK dalam menyediakan solusi rekayasa dan konstruksi dengan standar internasional.
Cakupan pekerjaan HDK dalam proyek ini sangat komprehensif, mencakup layanan penuh EPCIC (Engineering, Procurement, Construction, Installation, and Commissioning). Tugas utama mereka adalah membangun fasilitas terintegrasi di lepas pantai, yaitu Integrated Wellhead Central Processing Platform (WHCPP), serta memasang pipa bawah laut (Subsea Pipeline) dan Pipeline End Terminal (PLET) untuk Proyek Pengembangan Lapangan Hidayah Tahap 1.
Ekspansi bisnis yang dilakukan HDK adalah bagian dari strategi pengembangan usaha Petrosea. Strategi ini fokus pada pertumbuhan non-organik, yaitu melalui diversifikasi bisnis dan peningkatan kapabilitas, khususnya di bidang Engineering, Procurement, Construction and Installation (EPCI) lepas pantai.
Kabar baik mengenai kontrak ini disambut positif oleh pasar modal. Pantauan RMOL, saham PTRO menguat 7, 89 persen ke level RP8.550 pada penutupan perdagangan Jumat 7 November 2025 WIB.

