Menurut sosok yang akrab disapa Cak Imin itu, Gus Dur bukan sekadar tokoh besar Nahdlatul Ulama (NU), tetapi sosok yang menjadi tonggak utama tumbuhnya demokrasi di Indonesia pasca-Reformasi.
“Gus Dur diusulkan menjadi pahlawan tentu kita bangga, bersyukur, terima kasih karena memang demokrasi tumbuh kuat, dan terakhir gong yang menjadikan reformasi dan demokrasi adalah Gus Dur,” kata Cak Imin usai menghadiri lomba baca kitab kuning di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Minggu, 9 November 2025.
Bagi Cak Imin, pengakuan negara terhadap Gus Dur adalah bentuk penghormatan atas jasa besar “Bapak Pluralisme” itu dalam memperjuangkan nilai kemanusiaan, kebebasan berpendapat, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sebagai Presiden yang memimpin di masa transisi penuh gejolak, Gus Dur dinilai berhasil menjaga arah reformasi tetap berpihak pada demokrasi dan kebhinekaan.
Meski demikian, Ketua Umum PKB itu memilih tak menanggapi polemik soal wacana pemberian gelar pahlawan untuk Presiden ke-2 RI, Soeharto. Ia menegaskan, semua keputusan ada di tangan Dewan Gelar.
“Nah siapa-siapa saja tentu kita tunggu saja dewan gelar. Saya sebagai menteri tentu tidak bisa berkomentar siapa saja yang akan kita dukung atau tidak, sepenuhnya saya menyerahkan kepada dewan kehormatan dan gelar, kita tunggu saja,” tandasnya.

