Hal itu disampaikannya usai dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta, Senin sore, 10 November 2025.
Dalam kesempatan itu, Arif menyoroti rencana kolaborasi dengan Danantara yang diyakini mampu mampu menjadi bagian dari penggerak kemajuan ekonomi serta penguatan industri nasional.
“Saya kira Danantara adalah mitra strategis yang harus kita support dalam rangka untuk mendukung kemajuan ekonomi dan industri kita,” ujarnya
Arif menekankan pentingnya membangun kemampuan riset di sektor industri. Ia mengutip pemikiran salah satu peraih Nobel 2018 tentang Indigenous Growth Theory, yang menyatakan bahwa kemajuan ekonomi masa depan sangat ditentukan oleh kekuatan riset dan inovasi.
“Pertumbuhan ke depan ekonomi sebuah bangsa akan sangat ditentukan sejauh mana kekuatan di bidang R&D. Saya kira Bapak Presiden memiliki komitmen yang sangat kuat untuk menempatkan R&D sebagai salah satu pilar penting dalam kemajuan ekonomi,” ujarnya.
Arif tidak menampik bahwa upaya memperluas kapasitas riset nasional masih menghadapi kendala, termasuk soal anggaran yang masih rendah
Meski demikian, Arif menilai bahwa masih terdapat banyak peluang yang bisa dimaksimalkan melalui kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk Danantara.
Ia menekankan bahwa diversifikasi sumber pembiayaan, terutama dari sektor industri, akan menjadi kunci untuk memperkuat riset nasional.
“Namun kita tidak perlu berkecil hati, masih banyak opportunity yang bisa kita lakukan termasuk bermitra dengan Danantara. Sumber pembiayaan dari berbagai sektor termasuk industri itu menjadi penting,” ucapnya.

