Aksi berlangsung beriringan dengan perundingan tengah jalan para negosiator di lokasi KTT iklim itu.
Dikutip dari Reuters, Menteri Lingkungan Hidup Brasil, Marina Silva, mengatakan COP30 harus menjadi titik balik menuju transisi energi dan penghentian penebangan hutan. Para pemimpin adat juga menegaskan tanah dan hutan bukan komoditas.
“Ini adalah tempat bagi kita untuk berbaris dan menyusun peta jalan untuk apa yang perlu dilakukan di COP ini: transisi dari deforestasi dan penggunaan bahan bakar fosil,” ujar Marina, dikutip Minggu, 16 November 2025.
Aksi protes di COP30 meningkat sejak awal pekan, termasuk bentrokan antara kelompok adat dan aparat pada Selasa, 10 November 2025 lalu.
Sementara itu, Djibouti, Nigeria, dan Sudan Selatan, Prancis, Spanyol, Kenya, dan Barbados mengumumkan rencana pungutan penerbangan premium untuk pendanaan iklim.
Kelompok Utilities for Net Zero Alliance juga menaikkan target investasi menjadi hampir 150 miliar dolar per tahun.
Terkait hal ini, Presidensi Brasil berpeluang mempertimbangkan kemungkinan keputusan politik jika disepakati negara-negara peserta.

