Proyek senilai lebih dari 19 miliar dolar AS atau Rp317 triliun tersebut digadang-gadang menjadi kunci bagi Ceko untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memastikan pasokan listrik yang stabil di masa mendatang.
Pekerjaan awal sudah dimulai dengan pengeboran sedalam 140 meter guna memastikan kesiapan geologi lokasi pembangunan.
“Nuklir akan menghasilkan antara 50 persen hingga 60 persen kebutuhan listrik sekitar tahun 2050, atau bahkan sedikit lebih,” ujar CEO proyek Dukovany Petr Zavodsky, seperti dikutipan dari Associated Press, Minggu, 16 November 2025.
Perusahaan energi Korea Selatan, KHNP, memenangkan tender mengalahkan EDF dari Prancis untuk membangun dua reaktor baru berkapasitas lebih dari 1.000 megawatt masing-masing.
Reaktor ini akan melengkapi empat unit tua berkapasitas 512 MW yang telah beroperasi sejak 1980-an. Kesepakatan tersebut juga memberi opsi bagi Republik Ceko untuk membangun dua unit tambahan di PLTN Temelín.
Menurut Zavodsky, ekspansi nuklir menjadi syarat mutlak bagi Republik Ceko untuk keluar dari ketergantungan terhadap batu bara, menjaga harga listrik tetap stabil, dan memenuhi target emisi rendah.
“Hari ini, sekitar 40 persen listrik kita berasal dari nuklir, tetapi 40 persen lainnya dari batu bara. Sudah jelas bahwa batu bara harus digantikan,” tegasnya.
Dukungan Uni Eropa terhadap energi nuklir melalui klasifikasi aktivitas ekonomi berkelanjutan turut membuka peluang pendanaan.
Negara-negara Eropa seperti Prancis, Slovakia, dan Hungaria juga mengandalkan energi atom, sementara beberapa negara lain mulai meninjau kembali rencana penghentian nuklir.
Meski sebagian besar publik mendukung program tersebut, kritik tetap bermunculan. Organisasi Friends of the Earth menilai proyek nuklir terlalu mahal dan dana seharusnya dialihkan untuk pengembangan energi terbarukan. Selain itu, Republik Ceko hingga kini belum memiliki fasilitas penyimpanan permanen untuk limbah nuklir.
Ketegangan juga muncul dari Austria, yang telah lama menolak penggunaan tenaga nuklir pasca tragedi Chernobyl.

