Menariknya, bank swasta menjadi penyalur kredit terbesar, menunjukkan antusiasme tinggi sektor swasta terhadap program perumahan pemerintahan Presiden Prabowo. Menteri PKP Maruarar Sirait (Ara) mengatakan, hal ini membuktikan bahwa program yang dijalankan oleh Presiden Prabowo disambut dengan baik oleh pihak swasta.
?”Ini membuktikan perumahan karya dari pemerintahan Pak Prabowo, yang pertama kali terjadi di Indonesia, ini direspons dengan baik. Padahal kita baru mulai tanggal 21 Oktober,” ucap Ara.
Bank Nobu tercatat sebagai penyalur terbesar dengan Rp280 miliar, disusul BNI Rp91,9 miliar, BTN Rp73 miliar, Bank Artha Graha Internasional Rp5 miliar, dan Bank Pembangunan Daerah DIY Rp3 miliar.
Ara menyampaikan bahwa BCA tidak ikut dalam skema KPP, namun tetap menyalurkan kredit perumahan lewat skema internal yang memiliki bunga dan tenor sejalan dengan program pemerintah.
Selain KPP, pemerintah juga menyiapkan pembangunan rumah susun bersubsidi di lima kota: Jakarta, Surabaya, Makassar, Medan, dan Manado. Jakarta dan Surabaya disebut siap memulai pembangunan paling cepat awal tahun depan.
PKP menilai KPP dan program FLPP merupakan bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap kebutuhan perumahan rakyat. Hingga 3 November, realisasi FLPP mencapai 213.630 unit rumah senilai Rp26,51 triliun.

