Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent turun 0,4 persen menjadi 63,92 Dolar AS per barel, sementara harga West Texas Intermediate (WTI) merosot 0,4 persen ke 59,65 Dolar AS per barel.
Dua sumber industri menyebut pelabuhan Novorossiysk sudah kembali memuat minyak pada Minggu. Terminal ini, termasuk fasilitas dekat milik Caspian Pipeline Consortium, menyalurkan sekitar 2,2 juta barel per hari, atau 2 persen suplai global. Penghentian sementara ini sempat membuat harga minyak naik lebih dari 2 persen.
Analis IG, Tony Sycamore, mengatakan penurunan harga terjadi karena “pengiriman di Novorossiysk pulih lebih cepat dari perkiraan.”
Kini pasar kembali fokus pada dampak jangka panjang sanksi Barat terhadap ekspor minyak Rusia. Departemen Keuangan AS menyebut sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil sejak Oktober telah menekan pendapatan minyak Moskow dan bisa mengurangi volume ekspor.
ANZ mencatat bahwa minyak Rusia mulai diperdagangkan dengan diskon besar dibanding harga global.
Dari sisi politik, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan Presiden AS Donald Trump bersedia menandatangani legislasi sanksi Rusia selama ia tetap memegang wewenang akhir dalam pelaksanaannya. Trump juga mengatakan Partai Republik sedang merancang aturan yang akan menghukum negara mana pun yang berbisnis dengan Rusia, bahkan Iran bisa masuk daftar itu.
Sementara itu, Goldman Sachs memperkirakan harga minyak cenderung melemah hingga 2026 karena pasokan global yang melimpah. Namun, mereka menilai harga Brent bisa menembus 70 Dolar AS per barel pada 2026/2027 jika produksi Rusia turun lebih tajam dari perkiraan.

