Lebih membanggakan lagi, seluruhnya meraih nilai rata-rata A, sebuah capaian yang jarang terjadi. Capaian tersebut bukan sekadar kelulusan akademik, melainkan menjadi penanda lahirnya generasi pemikir hukum baru dari NTT dan Timor Leste, yang siap berkiprah di panggung nasional dan regional.
Ujian kualifikasi bukanlah medan yang mudah. Di hadapan lima penguji mayoritas guru besar UNUD. Keenam peserta diuji dari berbagai arah: teori hukum, metodologi penelitian, konsistensi argumentasi, hingga urgensi tema riset masing-masing.
Namun satu per satu, mereka berhasil mengurai pertanyaan, mematahkan keraguan, dan mempertahankan konsep penelitian dengan percaya diri.
“Itu bukan sekadar ujian. Itu adalah pertarungan intelektual yang harus dimenangkan,” ujar Direktur STIKUM Prof. Dr. Yohanes Usfunan dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Selasa, 18 November 2025.
“Kami optimistis gelar doktor dapat mereka selesaikan pada semester enam atau tujuh. Mereka memiliki kapasitas dan tekad yang kuat,” tambahnya.
Enam mahasiswa tersebut berasal dari Kota Kupang, Timor Tengah Utara, dan Republik Demokratik Timor Leste. Keberhasilan ini dipandang sebagai simbol kemajuan sumber daya manusia di kawasan yang selama ini kerap berada di pinggir perhatian nasional.
Prof. Usfunan menyebut capaian tersebut sebagai tanda kebangkitan akademik dari wilayah perbatasan. Menurutnya, kehadiran doktor-doktor baru dari NTT dan Timor Leste sangat penting untuk pembangunan hukum, tata kelola pemerintahan, dan penegakan keadilan di kedua wilayah.
Enam kandidat doktor berprestasi ini ialah:
1. E. Nita Juwita, S.H., M.H (Dekan FH UNADRI & Ketua LBH Surya NTT)
2. Maria Filiana Tahu, S.Sos., M.Hum (Anggota DPRD TTU & Direktur YABIKU NTT)
3. Paulus Seran Tahu, S.H., M.Hum (Advokat senior)
4. Bernadus Leu, S.Pd., S.H., M.Hum (Dosen tetap STIKUM)
5. Ernesto Amaral, S.Dir., M.H (Staf Departemen Perhubungan Negara RDTL)
6. Luis Roberto da Silva, S.Dir., M.H (Anggota Parlamento RDTL, Wakil Ketua Komisi B (Pertahanan, Keamanan, dan Hubungan Internasional)
Luis Roberto da Silva tak dapat menyembunyikan rasa bangganya.
“Saya datang dari Timor Leste membawa harapan. Hari ini, saya pulang membawa keyakinan,” ujarnya.
Rekan senegaranya, Ernesto Amaral, menambahkan bahwa hal ini baru awal.
“Kami bertekad menyelesaikan studi doktoral secepat mungkin demi membangun negara kami,” tandasnya.

