Semeru meletus pada Rabu, 18 November 2025, dan menyelimuti sejumlah desa dengan abu vulkanik. Warga di kawasan paling berisiko sudah dievakuasi, dan status gunung dinaikkan ke level tertinggi.
Dikutip dari 9News, Kamis 20 November 2025, Badan Geologi Indonesia melaporkan bahwa awan panas guguran meluncur hingga tujuh kilometer dari kawah, sementara kolom abu tebal naik sekitar dua kilometer ke udara. Lebih dari 300 warga di Kabupaten Lumajang telah dipindahkan ke tempat penampungan. Zona bahaya juga diperluas hingga radius delapan kilometer, dan masyarakat diminta menjauhi alur Sungai Besuk Kobokan, jalur lahar utama Semeru.
Video di media sosial memperlihatkan awan abu pekat menyapu lembah dan menutup daerah sungai. Warga yang sebagian wajahnya tertutup abu dan basah oleh hujan nampak bergegas mengungsi ke lokasi yang lebih aman.
Sementara itu, upaya penyelamatan terus dilakukan untuk 178 orang yang terjebak di kawasan Ranu Kumbolo. Mereka terdiri dari pendaki, porter, pemandu, dan petugas pariwisata. Semuanya dinyatakan aman di pos pemantauan sekitar 4,5 kilometer dari kawah, namun harus bermalam di sana karena cuaca buruk.
Gunung Semeru, atau Mahameru, dikenal sebagai salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia dan telah sering meletus selama dua abad terakhir. Letusan besar terakhir terjadi pada 2021 dan menewaskan 51 orang serta memaksa lebih dari 10.000 warga mengungsi.
Hingga kini, tidak ada laporan korban jiwa akibat letusan tersebut.

