Di Jepang, tekanan paling terlihat pada indeks Nikkei 225 yang dibuka turun 1,57 persen, sementara Topix terkoreksi 0,72 persen.
Saham-saham teknologi langsung terpukul: Advantest anjlok lebih dari 9 persen, Tokyo Electron melemah hampir 6 persen, Lasertec turun mendekati 5 persen, dan Renesas ikut tertekan hampir 2 persen. Sentimen makin rapuh setelah data menunjukkan inflasi inti Jepang pada Oktober naik tercepat sejak Juli, sesuai ekspektasi pasar dan memperkuat peluang kenaikan suku bunga Bank of Japan.
Dikutip dari CNBC, Korea Selatan mencatat penurunan lebih dalam. Indeks Kospi merosot 4,09 persen dan Kosdaq turun 3,01 persen. Dua raksasa chip, Samsung Electronics dan SK Hynix, masing-masing jatuh sekitar 4 persen dan 9 persen, membuat pasar Seoul terperosok ke zona merah.
Tekanan juga terasa di Australia. Indeks S&P/ASX 200 melemah 1,3 persen, terseret arus negatif dari pasar global. Di Hong Kong, kontrak berjangka Hang Seng bergerak di level 25.460, lebih rendah dibanding penutupan terakhir HSI di 25.835,57, menandakan tekanan masih berlanjut.
Sementara itu, IHSG hari ini diperkirakan menghadapi potensi aksi ambil untung setelah kemarin sempat menyentuh rekor 8.491 sebelum ditutup menguat tipis di 8.419. Sentimen eksternal juga terlihat pada ETF saham Indonesia, iShares MSCI Indonesia (EIDO) di New York, yang turun 0,87 persen ke 18,32 Dolar AS.

