Kepala SPPG Dramaga Ciherang, Fatirudin mengatakan, capaian tersebut tidak lepas dari aturan standar operasional prosedur (SOP) dari Badan Gizi Nasional (BGm) dijalankan secara ketat.
“Kenapa bisa zero incident? Kami terapkan SOP dari BGN secara ketat. Dari kehigienisan, kebersihan lingkungan, alat, sampai penjamah makanan semua harus taat SOP,” Fatirudin saat ditemui di SPPG Dramaga Ciherang, Bogor, Jumat, 21 November 2025.
Meski baru berjalan satu bulan, SPPG ini sudah mampu memenuhi gizi siswa sekolah dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, hingga Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan.
Fatirudin menjelaskan bahwa proses penyediaan Makanan Bergizi Gratis (MBG) dilakukan dengan alur ketat sesuai standar BGN.
“Bahan baku datang jam 5 sore. Dari jam 5 sampai jam 6 kita lakukan quality control dulu. Kalau tidak sesuai standar, kita minta supplier retur,” jelasnya.
Jika bahan dinyatakan layak, tim mulai bekerja bertahap dengan melakukan persiapan mengolah bahan, memasak, hingga proses penyiapan setiap porsi untuk dibagikan.
Dari pantauan RMOL di lokasi, semua tahapan dari pengolahan bahan hingga pendistribusian kurang lebih memakan waktu 9 jam.
“Kami drop ke satu titik, yaitu Yayasan Ibnu Aqil. Di sana ada MI, SMP, SMA, dan SMK,” jelas Fatirudin.
Selain memenuhi gizi pelajar, SPPG juga diarahkan untuk menggerakkan roda ekonomi lingkungan. Semua pekerja dan relawan wajib berasal dari masyarakat sekitar. Fatirudin mengklaim, kebijakan ini berhasil meningkatkan pendapatan warga, mulai dari penyedia bahan makanan hingga pekerja harian di dapur produksi.

