Dikutip dari Associated Press, Sabtu 22 November 2025, peristiwa yang terjadi pada Kamis sore itu melukai 11 orang, dua di antaranya dalam kondisi kritis.
Serangan berlangsung di sebuah area yang memang dikenal sebagai habitat beruang grizzly. Menurut laporan, beruang tersebut masih berkeliaran hingga Kamis malam, sehingga polisi dan petugas konservasi dikerahkan untuk berjaga. Warga diminta tetap berada di dalam rumah.
“Dua korban mengalami luka kritis dan dua lainnya luka serius. Beberapa korban dirawat langsung di lokasi,” kata juru bicara Layanan Kesehatan Darurat, Brian Twaites.
Seorang orang tua murid, Veronica Schooner, menceritakan bagaimana banyak orang berusaha menghentikan beruang itu. Seorang guru laki-laki disebut menjadi korban paling parah dan harus dievakuasi dengan helikopter.
Menurut Schooner, beberapa anak terkena serangan beruang saat para guru berupaya menahan hewan tersebut.
Sekolah Acwsalcta, yang dikelola Nuxalk First Nation, mengumumkan penutupan sekolah pada hari Jumat dan menyediakan layanan konseling bagi para murid dan staf. “Sulit menemukan kata-kata pada masa sulit seperti ini. Kami sangat berterima kasih kepada tim dan para siswa,” tulis pihak sekolah.

