Begitu dikatakan Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan, Muhamad Mardiono saat hadir di Pondok Pesantren Az Zawiyah, Garut, Jawa Barat.
Mardiono mengungkapkan, kebijakan utama ketahanan pangan melalui Asta Cita salah satunya adalah memperkuat ekosistem pangan nasional melalui peran aktif desa, komunitas, hingga lembaga pendidikan keagamaan seperti pondok pesantren.
“Pondok pesantren bukan hanya benteng akhlak, tetapi juga kekuatan ekonomi umat. Di sinilah energi besar itu berada,” ujar Mardiono dalam keterangan tertulis, Sabtu 22 November 2025.
Mardiono memaparkan, pada periode Januari-November 2025, Indonesia berhasil mencatat peningkatan produksi jagung sebesar 12,62% dan beras 8,26%. Bahkan, untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia tidak melakukan impor beras sepanjang 2025.
“Ini bukti bahwa kemandirian pangan bisa dicapai ketika seluruh elemen bangsa bergerak bersama,” katanya.
Mardiono mengatakan, pondok pesantren memiliki posisi strategis sebagai pusat pertanian, peternakan, dan pengembangan usaha kecil menengah.
Dengan keterlibatan santri, alumni, dan masyarakat sekitar, pesantren diyakini mampu menjadi model ekosistem pangan berbasis komunitas yang berkelanjutan.
“Jika setiap pesantren mengelola lahan, memelihara ternak, mengolah hasil panen, dan mencetak agropreneur muda, maka kita sedang membangun jutaan pusat kedaulatan pangan di seluruh Indonesia,” demikian Ketua Umum PPP itu.

