Sensus besar-besaran yang dilakukan sekali dalam satu dekade ini akan mendata seluruh pelaku usaha di Indonesia.
Wakil Kepala BPS Sonny Harry Budiutomo Harmadi menyampaikan bahwa peluncuran resmi program akan dilakukan pada Januari 2026, disusul proses rekrutmen pada Februari 2026.
“Kami butuh 190 ribu petugas di lapangan, bisa dari mahasiswa, dosen, akademisi silakan bergabung karena ini sifatnya padat karya se-Indonesia,” ujarnya dalam FGD sosialisasi Sensus Ekonomi 2026 di Pekanbaru dikutip Sabtu, 22 November 2025.
“Bayaran tergantung jumlah responden yang mereka kumpulkan, kemungkinan bisa Rp3 juta–Rp5 juta per bulan,” imbuhnya.
Sonny menjelaskan sensus ekonomi merupakan pekerjaan besar BPS untuk memetakan seluruh pelaku usaha, mulai dari skala rumah tangga hingga perusahaan besar. Jeda 10 tahun ditetapkan karena struktur ekonomi nasional dapat berubah signifikan dalam rentang tersebut.
Ia menekankan pentingnya dukungan dari berbagai pihak di seluruh wilayah, termasuk Pemerintah Provinsi Riau, wilayah dengan perekonomian terbesar kedua di Sumatera.
Besarnya jumlah pelaku usaha di Riau membuat keterlibatan pemerintah daerah disebut menjadi krusial.
Sensus Ekonomi 2026 ini diharapkan memberikan gambaran utuh kondisi dunia usaha di seluruh Indonesia sebagai dasar perumusan kebijakan pembangunan ekonomi jangka panjang.

