Setelah pertemuan itu, Trump memuji kemenangan “luar biasa” Mamdani dalam pemilihan wali kota New York. Keduanya juga menyampaikan harapan untuk membangun hubungan yang positif, meski pernah saling mengkritik keras.
“Saya sangat menikmati pertemuan yang produktif. Kami punya satu tujuan bersama: memastikan New York berkembang,” kata Trump, dikutip dari Al-Jazeera, Sabtu 22 November 2025.
Mamdani, politisi Muslim dan sosialis demokrat yang selama ini sering berbeda pandangan dengan Trump, merespons dengan nada serupa. “Pertemuan ini sangat produktif dan berfokus pada satu hal yang sama-sama kami cintai ?” Kota New York,” ujarnya. Ia mengungkapkan bahwa isu sewa rumah, utilitas, dan kebutuhan pokok menjadi topik utama pembicaraan.
Secara politik, Mamdani dan Trump berada di posisi yang berseberangan. Mamdani dikenal vokal membela hak-hak Palestina dan komunitas imigran, sedangkan Trump sering menggambarkan imigran sebagai ancaman serta pernah mendorong larangan masuk bagi umat Muslim. Namun Mamdani menegaskan bahwa perbedaan itu tidak menghalangi kerja sama.
“Kami sangat jelas dengan pandangan masing-masing. Tapi pertemuan ini tidak membahas perbedaan itu. Fokusnya adalah tujuan bersama: melayani warga New York,” katanya.
Ia menambahkan bahwa 8,5 juta warga New York saat ini menghadapi krisis biaya hidup, dengan satu dari empat orang hidup dalam kemiskinan — sehingga kerja sama antara pemerintah kota dan Gedung Putih akan sangat penting.
Trump belakangan memang menyoroti isu biaya hidup, sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran publik terhadap kondisi ekonomi. Ia bahkan mengklaim bahwa sebagian pemilihnya mendukung Mamdani. “Saya setuju dengan itu,” kata Trump.

