Arti Purple Crying pada Bayi dan cara Mengatasinya (Foto: Telegraph)
JAKARTA – Arti Purple Crying pada Bayi dan cara Mengatasinya. Purple crying adalah fase ketika bayi baru lahir menangis dalam durasi lama dan sulit ditenangkan.
Meskipun kerap membuat orang tua khawatir, kondisi ini sebenarnya merupakan bagian dari proses tumbuh kembang bayi yang normal.
Arti Purple Crying
Fase purple crying umumnya mulai muncul saat bayi berusia sekitar dua minggu. Pada periode ini, bayi bisa menangis sangat kencang tanpa alasan yang jelas, meski ia tidak sedang merasa sakit. Puncaknya biasanya terjadi ketika bayi memasuki usia dua bulan, sebelum perlahan berkurang menjelang usia empat bulan ketika kemampuan komunikasi bayi mulai berkembang.
Istilah purple crying sendiri merupakan akronim yang diperkenalkan oleh National Center of Shaken Baby Syndrome. Setiap huruf memiliki makna tertentu, yaitu:
- P – Peak of crying: Tangisan mencapai puncak pada bulan kedua dan berangsur menurun pada bulan ketiga hingga kelima.
- U – Unexpected: Tangisan muncul dan berhenti secara tiba-tiba tanpa penyebab yang dapat diprediksi.
- R – Resist soothing: Bayi tetap menangis meski sudah ditenangkan dengan berbagai cara.
- P – Pain-like face: Ekspresi bayi tampak seperti menahan sakit, padahal tidak ada rasa nyeri yang dialami.
- L – Long lasting: Durasi menangis dapat berlangsung 30 menit hingga beberapa jam dan bisa terjadi berulang selama beberapa hari.
- E – Evening: Tangisan lebih sering terjadi pada sore hingga malam hari.
Memahami pola purple crying dapat membantu orang tua membedakan mana tangisan yang merupakan fase normal perkembangan dan mana yang mungkin menandakan kondisi lain, seperti rasa lapar, ketidaknyamanan, atau gejala sakit.
Cara Mengatasi Purple Crying

