Misi mereka adalah menilai potensi ekonomi wilayah tersebut, mengidentifikasi peluang investasi baru, serta memperkuat kerja sama.
“Delegasi berupaya membangun hubungan ekonomi yang berkelanjutan dengan para pemangku kepentingan lokal, dengan visi pengembangan kemitraan jangka panjang, alih-alih transaksi yang terisolasi,” ungkap anggota delegasi Lior Cohen, seperti dikutip pada Minggu, 23 November 2025.
Selama kunjungan, para anggota delegasi bertemu dengan sejumlah pejabat penting, termasuk Wali wilayah Dakhla-Oued Eddahab, Gubernur Oued Eddahab, Presiden Dewan Kota Dakhla, Direktur Pusat Investasi Regional, dan Kepala Serikat Pengusaha regional.
Mereka mendapat penjelasan lengkap mengenai proyek infrastruktur lokal dan berbagai insentif yang ditawarkan kepada investor.
Dalam pertemuan tersebut, para pejabat Maroko menyoroti besarnya peluang usaha di sektor energi terbarukan, pertanian, perikanan, pariwisata, hingga proyek penyulingan air laut untuk perluasan lahan pertanian.
Delegasi AS mengaku terkesan dengan potensi energi angin dan matahari di Dakhla, termasuk proyek ladang angin 900 MW yang tengah dibangun.
Mereka juga mendapat informasi mengenai pembangunan Pelabuhan Atlantik Dakhla senilai 1,6 miliar dolar AS, pelabuhan laut dalam yang dirancang untuk memperkuat hubungan dagang Maroko dengan Afrika Barat, Eropa, dan Amerika.
Selain energi, para investor juga tertarik pada proyek ekspansi lahan pertanian irigasi melalui pembangunan instalasi desalinasi yang akan menyuplai 5.000 hektare lahan.
Potensi budi daya perikanan (akuakultur) di pesisir Dakhla yang subur juga menjadi perhatian utama.
Investor sektor kesehatan, Edwin Cohen Azarkian, menambahkan bahwa momentum ekonomi Dakhla mendorongnya untuk kembali melakukan kunjungan kedua.
Dalam laporan Investment Climate 2025, pemerintah AS menempatkan Maroko sebagai gerbang strategis menuju Afrika, Eropa, dan Timur Tengah, menjadikannya tujuan utama investasi asing.
Keunggulan geografis tersebut didukung oleh infrastruktur kelas dunia seperti pelabuhan Tanger-Med, serta proyek Nador West Med dan Dakhla Atlantic yang merupakan bagian dari “Inisiatif Atlantik” Maroko untuk menghubungkan negara-negara Sahel ke jalur perdagangan global.
Maroko juga menjadi satu-satunya negara Afrika yang memiliki Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) dengan AS, memperkuat ambisinya menjadi pusat keuangan dan perdagangan regional.

