Close Menu
IDCORNER.CO.ID

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

    What's Hot

    Jorge Lorenzo Berikan Peringatan ke Marc Marquez

    November 23, 2025

    Gus Yahya Bantah Terafiliasi Zionis Hingga Terima Duit Rp 900 Miliar

    November 23, 2025

    Pria Ngaku Anak Propam Ternyata Bohong untuk Hindari Debt Collector : Okezone News

    November 23, 2025
    Facebook X (Twitter) Instagram
    IDCORNER.CO.IDIDCORNER.CO.ID
    • Homepage
    • Berita Nasional
    • Berita Teknologi
    • Berita Hoaks
    • Berita Dunia
    • Berita Olahraga
    • Program Presiden
    • Berita Pramuka
    IDCORNER.CO.ID
    Home»Berita Nasional»Boikot Lagi Starbucks

    Boikot Lagi Starbucks

    PewartaIDBy PewartaIDNovember 23, 2025No Comments3 Mins Read
    Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Reddit Telegram Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email




    Bukan apa-apa, perusahaan ini sedang dilanda tuduhan tidak manusiawi dalam memperlakukan barista-baristanya yang setahu saya, masih termasuk spesies manusia. Seruan ini bukan datang dari saya, melainkan menggema hampir sepekan penuh dari Zohran Kwami Mamdani, dari pusat Starbucks di Amerika.


    Bayangkan, kampanye itu datang dari walikota terpilih New York, yang namanya saja menggetarkan Donald Trump di Gedung Putih. Jika kopi bisa menyimpan jejak rasa, pertanyaannya kini: apakah kemanusiaan kita ikut masuk ke dalam setiap tegukan? Atau jangan-jangan yang ikut larut cuma rasa bersalah?

    Sebelum insiden terbaru gara-gara suara lantang si Zohran ini, Starbucks memang sudah megap-megap akibat aksi boikot besar umat Islam sedunia. Kita masih ingat bagaimana merek itu ikut terseret dalam gelombang protes atas dukungannya terhadap aksi brutal Israel kepada rakyat Palestina.



    Lagi-lagi soal kemanusiaan. Lagi-lagi soal nyawa. Dan lagi-lagi kita dipaksa bertanya: apakah bisnis bisa netral di tengah genosida? Rasanya sama absurdnya dengan menjual payung ketika langit sedang runtuh, tetap ada pembeli, tapi salah satu sisinya pasti tidak beres.

    Lalu tibalah Zohran, bukan sebagai barista kehormatan, tetapi sebagai juru tabuh genderang moral. Melalui kanal X-nya yang pengikutnya jutaan itu, ia mengajak publik untuk tidak membeli Starbucks selama para pekerja sedang mogok nasional menuntut kontrak kerja yang adil.

    Dengan bahasa yang sederhana tapi pedas, tokoh yang dituduh komunis oleh Trump itu menyelipkan slogan yang membuat manajer korporat mungkin mendadak sakit lambung: “No contract, no coffee.” Sungguh punchline yang mampu membuat robusta pun tersedak.

    Zohran Mamdani bukan pendatang baru dalam dunia aktivisme perburuhan. Ia mengaku diri sebagai sosialis secara terbuka dan blak-blakan, tapi tetap rajin meneguhkan komitmennya pada hak pekerja, berkawan pula dengan nama-nama top seperti Elizabeth Warren dan Lina Khan.
    T
    Di negeri Paman Sam yang kapitalismenya kadang lebih keras dari batu es di kutub, keberadaan figur seperti Zohran membuat peta politik bergetar halus mirip mesin espresso yang siap memuntahkan tekanan. Dan tekanan itu langsung terasa di seantero semesta.

    Aksi mogok ini digerakkan oleh Starbucks Workers United, dipilih dilaksanakan pas pada momen Red Cup Day, hari yang biasanya menjadi festival kecil bagi bisnis Starbucks. Lebih dari seribu pekerja ikut turun, 65 kedai langsung terdampak, dan potensi perluasan mencapai 500 toko.

    Tapi apa kata perusahaan yang tokonya hampir 17.000 itu? Tenang saja, mereka bilang. Semuanya baik-baik saja. Mereka bahkan mengklaim Red Cup Day tahun 2025 adalah yang terbaik, melampaui ekspektasi penjualan, dan 99 persen toko tetap buka. Itu klaim mereka.

    Jawaban ala korporasi ini, bagi kita, tentu terdengar seperti reaksi dari orang yang bilang “saya tidak apa-apa” padahal kaki sedang disengat lebah. Indikasi bahwa angka kadang tidak mematikan rasa tapi sering dipakai untuk membungkamnya.

    Di sisi lain, sejumlah kedai Starbucks di banyak kota di Amerika yang sudah berserikat mengaku mengalami retaliasi, bahkan penutupan, tanda aksi boikot tak main-main. Persis drama klasik hubungan cinta toksik: katanya mendukung, tapi kok makin banyak luka?

    Pertanyaannya kini kembali pada kita, yang sering menjadikan kopi sebagai simbol kehadiran sosial. Ketika barista yang membuatkan minuman Anda sedang berjuang agar tidak diperlakukan seperti robot otomatis, apakah kita masih tetap nyaman menyeruput kopi sambil mengobrol tentang kemanusiaan?

    Ketika Palestina terbakar, dan Starbucks sebagai perusahaan memilih memunggungi tragedi itu, apakah kita masih ingin duduk di sofa empuk dan leha-leha minum caramel macchiato tanpa merasa kursinya mengeras pelan-pelan? Sebuah sikap yang anti-kemanusiaan.

    Dunia selalu memberi kita kesempatan untuk memilih. Kadang sederhana seperti memilih ukuran cup. Kadang serumit memilih keberpihakan moral. Dan mungkin di sinilah tantangan terbesar kita: menjadikan kemanusiaan bukan sekadar toping tambahan, melainkan inti dari setiap keputusan.

    Pada akhirnya, barangkali kopi bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang apa yang kita pilih untuk ikut terlarut di dalamnya: kepedulian atau kealpaan, kemanusiaan atau kebinatangan. Dari dua itu, yang manakah yang paling pahit?





    Source link

    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    PewartaID

    Related Posts

    Gus Yahya Bantah Terafiliasi Zionis Hingga Terima Duit Rp 900 Miliar

    November 23, 2025

    Mayoritas Warganet Setuju Polisi Aktif Dilarang Rangkap Jabatan Sipil

    November 23, 2025

    Kilang Pertamina Konsisten Jalankan Program Dekarbonisasi dengan Inovasi dan Efisiensi Energi

    November 23, 2025

    Leave A Reply Cancel Reply

    Demo
    Don't Miss

    Jorge Lorenzo Berikan Peringatan ke Marc Marquez

    Berita Olahraga November 23, 2025

    Ligaolahraga.com -Berita MotoGP: Jorge Lorenzo memperingatkan bahwa “tidak ada yang abadi” saat Marc Marquez memasuki…

    Gus Yahya Bantah Terafiliasi Zionis Hingga Terima Duit Rp 900 Miliar

    November 23, 2025

    Pria Ngaku Anak Propam Ternyata Bohong untuk Hindari Debt Collector : Okezone News

    November 23, 2025

    Bocah Alvaro yang Hilang 8 Bulan Ditemukan Meninggal

    November 23, 2025
    Stay In Touch
    • Facebook
    • Twitter
    • Pinterest
    • Instagram
    • YouTube
    • Vimeo
    Our Picks

    Jorge Lorenzo Berikan Peringatan ke Marc Marquez

    November 23, 2025

    Gus Yahya Bantah Terafiliasi Zionis Hingga Terima Duit Rp 900 Miliar

    November 23, 2025

    Pria Ngaku Anak Propam Ternyata Bohong untuk Hindari Debt Collector : Okezone News

    November 23, 2025

    Bocah Alvaro yang Hilang 8 Bulan Ditemukan Meninggal

    November 23, 2025

    Subscribe to Updates

    Get the latest creative news from SmartMag about art & design.

    Demo
    © 2025 ID Corner News

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.