Foldyester, brand lokal yang kini sukses terjun di industri tas pria. (Foto: dok ist)
JAKARTA – Diantara banyak cerita sukses, ada satu nasihat yang diam-diam membuka mata tentang peluang masa depan. Begitulah perjalanan Foldyester, brand lokal yang menjalankan bisnisnya dengan berpegang pada nasihat dari sang mentor hingga kini sukses terjun di industri tas pria.
Mengawali bisnisnya enam tahun lalu, Apritzal Kurniawan, sang pemilik yang kala itu berusia 24 tahun, terus mengingat satu pesan sang mentor yaitu ‘Setiap celah itu pasti ada potensi. Kalau kamu lihat celah tapi tidak berani masuk, orang lain yang akan ambil peluang itu.’ Hal inilah yang mendorong Apritzal untuk mewujudkan mimpi dan merancang bisnis dengan strategi yang matang yaitu bergabung dengan Shopee sejak awal.
Apritzal Kurniawan, Founder Foldyester, mengatakan, “Waktu itu saya memang lagi bingung arah. Rasanya mau bergerak, tapi bingung mau mulai dari mana. Nasihat itu seperti tantangan yang langsung membakar semangat, mengajak saya untuk berani melihat peluang.”
“Saya bukan lulusan desain atau anak bisnis, tapi ketika mentor mengajak saya main ke sebuah workshop tas, lihat prosesnya, lihat ritme-nya, ada rasa ‘wah ini seru banget’ yang langsung nyala! Dari situ, saya mulai riset tipis-tipis industri tas pria, trennya, bentuknya, pasarnya, sampai strategi marketing yang sejak awal saya pilih lewat Shopee. Sampai akhirnya merancang backpack lipat berbahan polyester, dan dari konsep ‘fold’ itulah akhirnya lahir nama Foldyester,” ujarnya.
Ketika Shopee Menjadi Rumah Pertama: Transformasi Brand Lokal Foldyester
Lewat desain simple dan keinginan besar untuk membuat produk yang bermanfaat, Apritzal memulai produksi dari skala kecil di Bandung pada 2019. Tidak ada studio besar, tidak ada modal ratusan juta, hanya kemauan untuk mencoba.
Hingga akhirnya Foldyester memperkenalkan koleksi pertamanya di Shopee dengan konsep foldable, compact, dan durable, dirancang untuk para komuter, mahasiswa, pekerja kreatif, dan siapa pun yang mobilitasnya tinggi.

