Intelektual muda NU, Muhammad Sutisna menyikapi polemik itu dengan berharap bahwa ormas Islam terbesar di Indonesia ini mampu menjadi teladan bagi umat.
“Sebagai anak muda NU, kami meminta para pemimpin NU menjadi teladan. Semua pihak perlu ‘tafassahu fil majaalis’, berlapang-lapang dalam sebuah majelis atau organisasi. Kelapangan hati adalah syarat pertama agar semua pihak bisa duduk bersama,” ucap Sutisna dalam pesan elektronik kepada RMOL, Senin, 24 November 2025.
Co Founder Forum Intelektual Muda ini juga mendorong para pimpinan PBNU untuk mengutamakan kepentingan umat dan rakyat di atas kepentingan kelompok.
“Kedepankan tenggang rasa dan saling menghargai, jauhi egosentrisme yang menyebabkan organisasi semakin terjerembab ke dasar jurang. Saling mengevaluasi dalam kesabaran. Wa tawashau bil haq wa tawashau bis shabr,” imbuhnya.
Sutisna menyebut umat hari ini mengalami haus keteladan dari tokoh agama yang netral dan bijak. Apalagi NU secara historically selalu menjadi cahaya peradaban.
“Jangan sampai karena persoalan politik menjadi redup dan umat semakin bingung. ?Menang jadi arang, kalah jadi abu. Jangan mau diadu domba,” pungkasnya.

