Hal itu menjadi tujuan dalam program Food Heroes Generation atau Sekolah Pangan, Komunitas Berdaya yang digagas Yayasan Swatantra Pangan Nusantara.
“Program ini bertujuan untuk membangun literasi ketahanan pangan siswa melalui pendekatan partisipatif, mengembangkan kemampuan praktis dalam budidaya, teknologi pangan sederhana, dan pemetaan masalah pangan lokal serta mendorong inovasi Gen Z dalam menciptakan solusi pangan berbasis teknologi dan media digital,” ujar pendiri dan pengarah Yayasan Swatantra Pangan Nusantara, Akmal Malik dalam keterangan yang diterima redaksi di Jakarta, Minggu, 23 November 2025.
Lanjut dia, program ini juga menguatkan jejaring sekolah, komunitas, pemuda, UMKM untuk mendukung kemandirian pangan lokal. Selain itu juga untuk membentuk youth change-makers di bidang ketahanan pangan yang mampu bertindak, berkolaborasi, dan menciptakan dampak.
“Setiap modul dirancang dengan pendekatan modular yang terintegrasi dengan project-based learning yang kontekstual, aplikatif, dan menstimulasi partisipasi siswa dalam memahami dan menganalisis isu ketahanan pangan,” jelasnya.
Menurut dia, hal itu sebagaimana direkomendasikan oleh FAO, UNICEF, UNESCO, dan sejalan dengan program pemerintah, salah satunya Makan Bergizi Gratis (MBG).
Modul-modul pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa, di antaranya food literacy, sekolah kebun pintar, food innovation lab, citizen science & community mapping dan digital campaign.
“Berdasarkan laporan UNICEF, banyak sekolah masih dikelilingi oleh pilihan pangan tidak sehat dan minim pendidikan gizi yang aplikatif. Jadi kita menjawab tantangan itu,” pungkasnya.

