Ronny mengaku tidak memahami siapa sosok yang disindir oleh Ahmad Ali. Menurutnya, setiap partai politik memiliki sejarah serta AD/ART masing-masing yang harus dihormati.
“Mau ditanggapi apa? Saya juga nggak tahu siapa yang dia maksud, karena setiap parpol punya sejarah dan AD/ART sendiri,” ujar Ronny kepada RMOL, Senin, 24 November 2025.
Ia menegaskan tidak ada persoalan jika seseorang menjabat sebagai ketua umum berkali-kali selama prosesnya melalui mekanisme kongres yang demokratis.
Ronny kemudian menekankan bahwa hal terpenting dilakukan oleh parpol bukanlah memperpanjang polemik, tetapi menghadirkan gagasan yang dibutuhkan rakyat.
“Yang lebih penting adalah gagasan apa yang mau ditawarkan oleh parpol. Apa tawaran-tawaran solusi atas berbagai persoalan yang ada di masyarakat? Ini sebenarnya yang lebih penting ketimbang menebar provokasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ahmad Ali membela mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia mengaku heran ketika ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu diminta publik untuk menyudahi kegiatan politik. Sementara, kata Ahmad Ali, ada “nenek-nenek” yang sudah puluhan tahun masih menjabat ketua umum parpol.
“Sialnya Pak Jokowi ini gini, dia dihina, dimaki-maki. Tapi ketika dia melawan, dia disuruh, ‘Pak Jokowi harus jadi negarawan’. Terus ketika dia bicara politik, ‘ya sudah waktunya beristirahat’,” kata Ali.
“Loh, ada nenek-nenek yang sudah puluhan tahun jadi ketua partai,” imbuhnya.

