Lembaga riset independen IndoStrategi memotret tingkat penerimaan yang tinggi terhadap berbagai program prioritas Kemendikdasmen.
IndoStrategi melakukan evaluasi publik terhadap lima program unggulan Kemendikdasmen, yakni Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, Pembelajaran Mendalam (Deep Learning), Mata Pelajaran Pilihan Koding dan Kecerdasan Artifisial (AI), serta Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Hasilnya penerimaan publik terhadap program Kemendikdasmen berada pada level tinggi, terutama dari kelompok guru dan orang tua. Namun, tingkat pemahaman dan optimisme murid masih lebih rendah. Pada program SPMB misalnya, awareness guru mencapai 95 persen, optimisme 90 persen, dan dukungan 88 persen. Sementara murid berada di angka 85 persen, 82 persen, dan 78 persen.
“Program prioritas Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah seperti menjawab harapan publik akan terobosan dalam pendidikan kita,” kata Direktur Riset IndoStrategi, Ali Noer Zaman saat memaparkan hasil risetnya, di Bilangan Jakarta Selatan, pada Senin 24 November 2025.
Adapun tingkat penerimaan publik terhadap masing-masing program yakni; 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7 KAIH): 90,1 persen, SPMB: 84,8 persen, Deep Learning: 78,6 persen, Koding dan AI: 72,7 persen, dan TKA: 63,2 persen.
Ali menambahkan, dari angka-angka tersebut terlihat pola yang jelas; semakin teknis dan akademis sebuah program, semakin rendah tingkat penerimaan publik. Program berbasis karakter seperti 7 KAIH dan SPMB menempati posisi tertinggi, sementara program yang menuntut kemampuan digital dan kognitif seperti Koding dan AI serta TKA cenderung lebih rendah.
Evaluasi IndoStrategi juga menemukan ketimpangan antara Jawa dan luar Jawa, dengan selisih hingga 20-30 poin.
“Pada program Deep Learning, antusiasme guru di Jawa mencapai 54 persen, sedangkan di luar Jawa hanya 31 persen. Perbedaan tampak pula pada aspek pemahaman teknis dan partisipasi aktif,” kata Ali yang juga kandidat Doktor Universitas Padjajaran (Unpad) ini.
Senada dengan itu, Managing Director IndoStrategi, Visna Vulovik, menegaskan perlunya perbaikan strategi komunikasi.
“Publik menginginkan kebijakan yang jelas, mudah dipahami, dan merata. Pemerintah perlu memperkuat komunikasi kebijakan dan memastikan guru menjadi motor utama,” kata Visna.
Lebih jauh, IndoStrategi menyampaikan tujuh rekomendasi untuk pemerintah. Pertama, menjadikan guru motor utama implementasi program. Kedua, menguatkan strategi komunikasi untuk murid. Ketiga, meningkatkan keterlibatan orangtua secara intensif dan berkelanjutan.
Kemudian, menerapkan diferensiasi kebijakan antara sekolah di Jawa dan luar Jawa. Kelima, menyederhanakan konten teknologi pendidikan seperti Koding, AI, Deep Learning, dan TKA. Keenam, memperkuat kanal pemberitaan resmi yang mudah diakses murid dan orangtua. Ketujuh, melibatkan seluruh unsur pendidikan dalam evaluasi program.
Riset dilakukan pada 15 Oktober hingga 15 November 2025, melibatkan 510 responden dari 34 provinsi yang mewakili 104 lembaga pendidikan jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK. Setiap sekolah diwakili guru, murid, dan orangtua. Validasi data dilakukan melalui spot check dan Focus Group Discussion (FGD) bersama 13 ahli dan praktisi pendidikan.

