
Medan, CNN Indonesia —
Bencana banjir dan longsor melanda enam kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) akibat hujan dengan intensitas tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Keenam daerah itu yakni Kabupaten Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Kota Sibolga, dan Nias.
Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan mengatakan ada 20 kejadian bencana, terdiri dari 12 tanah longsor, tujuh banjir, dan satu pohon tumbang. Peristiwa ini menyebabkan 19 warga menjadi korban, dengan rincian 10 orang meninggal dunia, tiga orang luka-luka, dan enam orang masih dalam pencarian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dampak kerusakan juga cukup luas, yaitu 2.393 kepala keluarga terdampak kerusakan rumah dan 445 warga harus mengungsi, sementara sejumlah akses jalan utama masih tertutup material longsor,” kata Whisnu, Selasa (25/11).
Dia menyebutkan di Kabupaten Tapanuli Tengah, tanah longsor terjadi pada pukul 07.00 WIB mengakibatkan empat orang meninggal dunia dan satu rumah rusak. Banjir yang terjadi sepanjang 17-22 November berdampak pada 1.902 kepala keluarga serta 45 warga mengungsi.
“Di Mandailing Natal, longsor menutup Jembatan Aek Inumon II, sementara banjir di Muara Batang Gadis membuat 400 warga mengungsi dan merendam 470 rumah. Di Tapanuli Selatan, insiden pohon tumbang menewaskan satu warga dan melukai satu orang lainnya,” jelasnya.
Kemudian di Tapanuli Utara terdapat tiga titik longsor yang mengakibatkan satu warga luka-luka, dua rumah rusak, serta menutup badan jalan.
Kota Sibolga menjadi wilayah dengan dampak paling besar, dengan enam kejadian longsor yang mengakibatkan lima warga meninggal, tiga luka-luka, serta empat orang masih dalam pencarian, dan merusak 17 rumah.
“Selanjutnya di Nias, longsor juga menutup akses jalan utama di Desa Hiligodu, Gunungsitoli. Sejak laporan pertama masuk, Polri langsung bergerak cepat mengevakuasi warga, serta mengamankan dan mengatur lalu lintas di sejumlah titik terdampak,” sebutnya.
Namun begitu, upaya pencarian terhadap enam orang yang belum ditemukan terus dilakukan bersama BPBD, Basarnas, TNI, dan unsur relawan. Sebagai penguatan, Sat Brimob Kompi Sipirok dan Kompi Siantar telah dikerahkan ke berbagai lokasi untuk membantu evakuasi, pencarian, serta pembukaan akses jalan.
Tidak hanya itu, Polda Sumut melalui Karo Ops, Kombes Pol Victor Togi Tambunan melaporkan penggelaran kekuatan penuh Sat Brimob sebanyak empat SSK dalam rangka perbantuan SAR dan penanganan dampak bencana.
“Pada pukul 09.30 WIB, 1 SST Yon C Por dipimpin Ipda Slamet telah berada di Jalan Lintas Padang Sidempuan-Tarutung membantu evakuasi warga dan pengaturan lalu lintas sambil menunggu alat berat,” urainya.
Pada waktu yang sama, satu SST Yon C Por lainnya di bawah Ipda Erwinsyah S. telah tiba di Desa Parsalakan, Tapanuli Tengah, untuk membantu evakuasi warga akibat jalan yang terputus oleh longsor. Di Kecamatan Batangtoru, satu SST Yon C Por pimpinan Ipda Marbun telah berada di Batujomba menunggu eskavator untuk membuka badan jalan.
“Lalu pukul 14.15 WIB, satu SST Kompi 2 Yon B Por bergerak menuju Sibolga namun perjalanan tertunda karena membantu evakuasi kecelakaan lalu lintas di Simpang Marjarunjung sehingga waktu tempuh diperkirakan mencapai enam jam,” urainya.
Dia menambahkan Polda Sumut juga mengerahkan dukungan tambahan berupa satu SST Samapta, dua Tim Dokkes, dan satu Tim Bidang Teknologi Informasi (Bid TI) untuk memperkuat layanan evakuasi, kesehatan, komunikasi, dan pendataan di Tapanuli Tengah.
“Bencana ini dipicu oleh tingginya intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir. Sejumlah wilayah masih mencatat ketinggian banjir hingga 1 meter, sementara cuaca malam hari masih menunjukkan potensi hujan deras yang berisiko memicu bencana susulan. Polri mengimbau masyarakat tetap waspada dan menjauhi kawasan rawan longsor maupun aliran banjir,” sebutnya.
(fnr/dhf)

