Pembalap Tim Aprilia Racing, Jorge Martin. (Foto: Instagram/89jorgemartin)
PEMBALAP Tim Aprili Racing, Jorge Martin secara blak-blakan menyebut musim MotoGP 2025 yang ia jalani sebagai tahun yang buruk akibat terus-menerus dilanda cedera. Namun, Martin menegaskan bahwa musim yang penuh kemalangan ini tidak akan mendefinisikan seluruh kariernya.
Kontras dengan pencapaian puncaknya saat meraih gelar juara dunia MotoGO 2024 bersama Pramac Ducati, musim 2025 menjadi masa sulit baginya setelah beralih ke tim Aprilia.
1. Rentetan Cedera Berat
Martin memulai MotoGP 2025 dengan tantangan berat, di mana ia harus melewatkan tiga putaran pembuka karena dua cedera besar yang ia derita. Saat mencoba kembali di seri Qatar, ia kembali mengalami kecelakaan parah yang membuatnya absen lagi hingga menjelang jeda musim panas.
Martin kemudian kembali untuk kali kedua di MotoGP Republik Ceko 2025, dan mulai menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam beradaptasi dengan motor Aprilia RS-GP di putaran-putaran berikutnya. Ia sempat mencetak hasil terbaik musim itu di ser Hungaria, finis di posisi keempat, yang mengisyaratkan hasil yang lebih baik di seri-seri penutup.
Sayangnya, kemalangan kembali menghantam. Ia mengalami patah bahu yang cukup rumit akibat kecelakaan di awal balapan sprint race MotoGP Jepang 2025, yang memaksanya menepi hingga balapan pamungkas di Valencia.
2. Belajar Lebih Banyak dari Kegagalan
Martin merefleksikan musim pertahanannya yang penuh kesialan ini dengan pandangan yang mengejutkan. Ia mengakui bahwa justru dari musim yang buruk ini ia mendapatkan pelajaran yang jauh lebih berharga dibandingkan saat ia dinobatkan sebagai juara dunia pada 2024.
“Saya belajar sangat sedikit dari tahun lalu—tahun di mana saya dinobatkan sebagai juara. Dari tahun ini, saya justru belajar jauh lebih banyak,” ungkap Martin, mengutip dari Crash, Rabu (26/11/2025).

