Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, membagikan tiga prinsip utama yang ia sebut 3M, untuk mengelola keuangan ala investor sejati.
Pertama, melek digital, dalam arti memahami dengan baik profil risiko sebelum menempatkan dana untuk berinvestasi serta memprioritaskan instrumen yang resmi dan berizin.
“Kedua, merencanakan keuangan sejak dini dalam membangun kebiasaan positif mengatur pendapatan dan pengeluaran yang dapat dimulai dari menyisihkan dana darurat, menghindari utang konsumtif serta membangun kebiasaan menabung dan berinvestasi,” ujar Destry Damayanti dalam keterangan yang dikutip redaksi di Jakafta, Rabu 26 November 2025.
Kemudian yang ketiga adalah bersikap seperti pelari Marathon bukan sprint karena dalam berinvestasi tidak ada yang instan, hasil investasi yang besar didapatkan dalam jangka panjang, sehingga jangan tergoda dengan imbal hasil investasi yang besar dengan waktu yang singkat.
Senada dengan BI, Farid Azhar Nasution, Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS, menyoroti pentingnya pengelolaan keuangan yang bijak untuk menjaga ketahanan finansial. Pertama; sisihkan, bukan menyisakan. Begitu gajian, langsung sisihkan dana untuk tabungan dan investasi, bukan menunggu sisa setelah semua kebutuhan terpenuhi.
“Pada saat mendapatkan penghasilan, mulailah menyisihkan bukan menyisakan untuk menyiapkan dana cadangan dalam bentuk simpanan guna memenuhi kebutuhan operasional beberapa bulan ke depan (3-6 bulan) dan kondisi darurat (emergency fund),” jelas Farid.
Kedua; benteng likuiditas. Prioritaskan pembentukan dana cadangan likuiditas atau emergency fund yang idealnya cukup untuk membiayai kebutuhan operasional 3-6 bulan.
Ketiga, investasi terukur: Setelah memiliki dana darurat, baru alihkan dana surplus ke instrumen investasi yang Anda pahami. Pelajari detail instrumennya, kenali risikonya, dan selalu cek legalitasnya.
Keempat; kunci diversifikasi: Jangan taruh semua telur dalam satu keranjang! Bangun kebiasaan menabung dan berinvestasi secara terdiversifikasi sejak dini.

