Makassar, CNN Indonesia —
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palu, Sulawesi Tengah, melaporkan kasus pencurian kabel sirene peringatan dini tsunami atau Early Warning System ke pihak kepolisian.
“Iya benar, kami sudah laporkan ke pihak kepolisian,” kata Kabid Kedaruratan BPBD Palu, Irfan Suebo kepada CNNIndonesia.com, Kamis (27/11).
Irfan menuturkan kejadian tersebut terjadi pada Jumat (21/11), seorang pria memanjat tower sirine bencana lalu memotong kabel tersebut. Namun, kejadian itu sempat terekam kamera CCTV yang ada di lokasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Cuma ada satu tiang (menara) yang ada di Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat, pelaku memotong kabelnya sekitar enam meter. Saat pengujian dilakukan, alat di Kampung Lere tidak berbunyi. Setelah dicek ternyata kabel dari box di tiang hingga yang ada di bawah tanah sudah dipotong,” ungkapnya.
Menurut Irfan, dampak dari pencurian ini tentu sangat merugikan. Sebab, sirine akan memberikan informasi ke masyarakat apabila terjadi bencana tsunami.
“Pencurian ini disayangkan mengingat begitu pentingnya alat ini. Apalagi di Teluk Palu yang punya sejarah gempa disertai tsunami dahsyat yang menelan ribuan korban jiwa,” jelasnya.
Kejadian yang sama, kata Irfan juga pernah terjadi pada tahun 2018 silam, ketika ada bencana gempa alat pendeteksi tsunami yang dipasang di lautan tidak berbunyi.
“Saat bencana gempa terjadi pada 2018, alat pendeteksi tsunami yang dipasang di laut tak berbunyi. Penyebabnya baterainya hilang dicuri,” katanya.
Irfan menyebutkan sirine peringatan dini tsunami itu dipasang oleh BNPB sebanyak tiga titik yakni, Kelurahan Lere, Silae, dan Talise.
“Sirine ini bantuan dari BNPB yang dipasang di tiga titik di Palu,” ujarnya.
(mir/isn)
[Gambas:Video CNN]

