Tapi sehebat-hebatnya masyarakat, masih lebih hebat pejabat. Ia punya anggaran untuk membentuk tim media. Apa pun yang dilakukannya bisa langsung dijepret, dibuat video, bahkan siaran langsung di lokasi, termasuk lokasi bencana banjir bandang dan longsor seperti yang terjadi di Aceh, Sumut dan Sumbar saat ini.
Pejabat kita tak bisa lagi berada di rumah atau di kantor saat terjadi bencana. Ia harus berada di lokasi bencana sambil berlomba-lomba, siapa yang lebih dulu, lebih simpatik, lebih dapat latar belakang terbaik di lokasi terparah, sealamiah mungkin.
Yang tak terlihat di lokasi bencana siap-siap dihujat. Yang berlebihan juga sama.
Agak aneh juga kalau pejabat dan timnya melakukan publikasi yang berlebihan saat terjadi bencana, padahal semua orang tahu bahwa ia sebetulnya tak banyak bisa membantu dampak bencana yang meluas itu.
Apalagi membantu korban bencana di suatu tempat, sementara korban di tempat lain belum didatangi dan terlantar.
Maka tak sedikit juga muncul protes dari warga, karena pejabatnya justru dianggap tebar pesona di lokasi bencana seolah paling gercep, paling peduli.
Sementara bencana itu sendiri sudah merenggut banyak hal dari masyarakat dan mungkin tak akan bisa kembali lagi. Tugas pejabat itu tak hanya pada saat bencana saja.
Pada saat bencana pejabat tebar pesona, tapi sebelum bencana pejabat seperti tak ada kerja. Kebijakan yang diambil justru mengakibatkan parahnya bencana yang dialami masyarakat.
Kebijakan tata ruang, lingkungan, tambang, pariwisata, dan segalanya, tak sedikitpun menimbang aspek-aspek bencana yang akan datang.
Bersama bencana itu kita baru tahu bahwa hutan kita sudah gundul, kayu-kayu di hulu datang seketika ke hilir sebelum sempat dibereskan para pembabat hutan.
Sungai-sungai dibiarkan begitu saja. Tak pernah sungai itu penuh, kini melimpah dan kotor. Lalu apa artinya seorang pejabat tebar pesona di lokasi bencana?
Persis tahun kemarin juga terjadi bencana. Parahnya katakanlah separah ini juga. Tahun besok, rasanya akan begitu lagi, tapi seperti tak ada antisipasi sistematis dalam menghadapi bencana dari tahun ke tahun.
Bahkan bisa jadi pejabatnya masih pejabat yang lama. Coba cari foto atau video terbaik pejabat kita di lokasi bencana. Sesekali adakan lomba agar aksi mereka dari tahun ke tahun bisa lebih ekstrem dan memuakkan.
Erizal
Direktur ABC Riset & Consulting

