Indeks Dolar (DXY) turun tipis 0,05 persen di level 99,414 pada penutupan perdagangan Senin 1 Desember 2025 waktu setempat.
Pernyataan hawkish mendadak ini langsung menjadi suntikan energi bagi Yen Jepang, yang selama ini tertekan. Tak lama setelah pernyataan Ueda, Yen langsung berbalik menekan Dolar AS.
Dolar AS pun anjlok hampir 1 persen terhadap Yen, jatuh ke level 154,665 Yen, sebelum sedikit pulih dan mengakhiri hari dengan pelemahan 0,7 persen di 155,09 Yen.
Sinyal dari Ueda bahwa BOJ akan menimbang untung-rugi kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan Desember adalah petunjuk terjelas sejauh ini bahwa era suku bunga negatif Jepang mungkin akan berakhir.
Analis dari TD Securities, Jayati Bharadwaj, menegaskan bahwa BOJ “tampak semakin percaya diri untuk bergerak,” dan mereka kini memperkirakan kenaikan suku bunga benar-benar terjadi pada Desember.
Peluang kenaikan suku bunga BOJ bulan depan semakin meningkat, terutama setelah Yen sempat terjerembap ke posisi terendah 10 bulan pada Oktober, memicu desakan untuk pengetatan kebijakan.
Kelemahan Dolar diperparah oleh ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan segera memangkas suku bunga. Pelaku pasar kini memperkirakan peluang 88 persen The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan pekan depan (berdasarkan FedWatch Tool CME Group).
Kebangkitan Yen terasa di seluruh pasar valas. Yen menguat drastis, menyebabkan Euro melemah 0,4 persen dan Poundsterling turun 0,6 persen terhadap mata uang Jepang tersebut.
Goldman Sachs mencatat bahwa fokus pasar sekarang beralih ke kebijakan The Fed setelah Desember. Meskipun peluang pemangkasan lanjutan sebelum musim semi masih kecil, data pasar tenaga kerja yang akan datang sebelum pertemuan Januari akan sangat menentukan arah kebijakan The Fed selanjutnya.

