Acara ini menjadi ruang refleksi soal kontribusi masyarakat Betawi dalam sejarah pembangunan Jakarta sekaligus menguatkan kembali identitas lokal di tengah dinamika politik dan sosial ibu kota.
Hadir dalam gelaran tersebut Ketua DPW PKB DKI, Hasbiallah Ilyas, beserta jajaran pengurus PKB Jakarta.
Bedah buku menghadirkan tiga narasumber: inisiator dan penulis buku sekaligus Sekretaris DPW PKB DKI Mohammad Fauzi, Pemimpin Redaksi RMOL Ade Mulyana, dan Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional Adib Miftahul.
Dalam sambutannya, Hasbiallah Ilyas menegaskan bahwa Jakarta tidak bisa dilepaskan dari identitas Betawi sebagai tuan rumah sekaligus penjaga persatuan.
Menurutnya, Jakarta adalah barometer Indonesia karena keberagaman yang hidup di dalamnya.
“Indonesia itu DKI Jakarta adalah miniatur Indonesia. Persatuan itu betul adanya, dan itu lahir dari Betawi,” kata Hasbiallah.
Ia menambahkan bahwa masyarakat Betawi membawa nilai Islam tengah yang ramah, terbuka, dan menjadi perekat sosial.
“Simbolnya Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Betawi adalah simbol keberagaman yang nyata,” ujarnya.
Melalui bedah buku ini, PKB Jakarta berharap publik lebih menghargai sejarah kontribusi masyarakat Betawi dalam membangun kota dan negara yang baik di bidang sosial, budaya, maupun politik.

