OJK optimistis nilai penghimpunan dana dari produk pasar modal bisa mencapai Rp220 triliun hingga akhir 2025. (Foto: Okezone.com/Freepik)
JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis nilai penghimpunan dana dari produk pasar modal bisa mencapai Rp220 triliun hingga akhir 2025. Ini terdiri dari IPO, surat utang obligasi dan sukuk, rights issue, EBA, hingga produk pendanaan lain.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, melaporkan bahwa hingga awal Desember 2025, total fundraising sudah mencapai Rp208 triliun.
“Kami cukup optimis bahwasannya sampai akhir tahun 2025 itu bisa mencapai Rp220 triliun,” kata Inarno dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Pihaknya menilai prospek hingga akhir tahun masih positif, seiring pipeline aksi korporasi yang terus berjalan.
Meski demikian, jumlah emiten baru — yang menggelar penawaran umum perdana/IPO saham — tahun ini berpotensi lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga akhir November 2025 mencatat total 24 emiten baru. Sementara pada akhir 2024, terdapat total 41 emiten yang melantai.
Bursa masih memiliki 13 calon emiten dalam pipeline. Dalam laman e-IPO, dua calon emiten yang sedang dalam proses listing antara lain PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) dan PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA).
Selain fundraising, Inarno memaparkan jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia terus bertambah sepanjang tahun, seiring meningkatnya minat korporasi memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan.

